GEBER BY PEPECE (EVEN NULIS CERPEN)

Bagi penulis pemula, kehilangan semangat menulis sering kali dialami. Eh, ralat. Bukan semua penulis pemula, tapi saya. Penyakit malas nulis tuh sering banget saya alami. Apalagi kalau setelah selesai ikut kelas yang butuh effort luar biasa melelahkan. Hawanya ingin istirahat dari kegiatan menulis. Sayangnya, tiap istirahat. Endingnya kebablasan. Jangan ditiru, please!

Kemarin, saya hampir dua bulan tidak menulis. Kerjaannya hanya kerja, ngasuh anak, nonton drama korea, dan main game. Padahal ada banyak waktu kosong yang bisa dibuat nulis. Tapi apalah daya, pikiran mulai mati suri. Banyak ide menulis, tapi bingung mulai darimana. 

Saya pun teringat wejangan dari salah satu penulis senior di media sosial. Cara embangkitkan gairah menulis. Salah satunya, tetap berada dalam lingkungan kepenulisan. Nah, ini yang akhirnya menyelamatkan saya dari rasa malas berkepanjangan (vakum nulis).

Hampir setiap grup yang saya ikuti mengadakan kegiatan nulis bareng. Wah … ada wadah nih, pikir saya. Entah kenapa saya memilih ikut event dari salah satu penerbit indi untuk mewadahi tulisan saya. Biar konsisten menulis.

PEPECE DAN GEBER

Pepece merupakan salah satu penerbit buku indi. Nama PEPECE kepanjangan dari PEnulis PEnulis keCE. Perusahaan penerbit buku ini memang seringkali mengadakan kegiatan nulis bareng, nubar.

Akun Instagram Pepece 

Kegiatan nubar yang saya ikuti bernama GEBER. Akronim dari tiGa cErita BERsambung. Nama kegiatannya terdengar ekstentrik bagi saya. Jadi alasan untuk bergabung karena penasaran. Namanya, kok rada aneh, hehehe.

ATURAN MAIN GEBER

Seperti arti akronim GEBER. Peserta harus menulis cerita bersambung selama 15 hari dengan 5 tema yang berbeda. Satu tema tiga hari. Hari pertama dan kedua, diakhir cerita harus dibubuhi kata bersambung/to be continue. Sedangkan di hari ketiga harus ada kata tamat/end. Cerita di tulis di instagram dengan jumlah kata, maksimal sementoknya caption.


Ini lima tema yang sudah peserta eksekusi jadi cerita-cerita keren bersambung;

1. TEMA PERTAMA: MALAIKAT

Tantangan di tema pertama masih pemanasan. Santai. Peserta hanya diminta menulis sesuai ketentuan umum cerita bersambung.

Tulisan tema pertama berjudul, Tanaman Malaikat

2. TEMA KEDUA: LAGU

Tantangan ditema kedua mulai menantang. Peserta harus menulis cerita berdasarkan lirik sebuah lagu. Judul naskah tulisan harus sama dengan lagu. Selain itu, ending cerita harus sedih.

3. TEMA KETIGA: TOLAK ANGIN

Tantangan ketiga sudah mulai ngadi-ngadi tema-nya. Lumayan bikin kepala spaneng mikir. Mau buat cerita apa. Kalau kalian sepintas berpikir tema ketiga adalah sebuah iklan. Bingo. Kalian benar sekali.

Jadi ditantangan ketiga, peserta diminta buat cerita bersambung dan harus menyertakan jargon/slogan iklan terkenal dalam naskah.Contohnya, Tolak Angin, “Orang Pintar Minum Tolak Angin.”

Gak kalah bikin otak ngebul adalah naskah cerita wajib bergenre komedi. Nah, luh, PR banget, kan.


4. TEMA KEEMPAT: JENDELA

Mungkin, para admin tahu kalau peserta hampir meledak setelah eksekusi tema kedua dan ketiga. Sehingga di tema keempat lebih santai. Gak ada tantangan. Hanya nulis cerita bersambung selama tiga hari berturut-turut. Persis tema pertama.

Tulisan tema keempat berjudul, Cerita Hari Minggu 

5. TEMA KELIMA: DEDI SUGAR

Tantangan pamungkas. Setelah dikasih santai. Eh, digembleng lagi dengan tema terakhir. Ngadi-ngadi banget, kan, temanya.

Apalagi ditambah aturan mainnya, harus menyertakan kalimat rumpang dibawah ini, menjadi cerita utuh.

“Semenjak kehadiran Om Dedi yang membuka toko sembako, entah kenapa harga gula ….”

Bukan hanya kalimat rumpang itu saja. Peserta harus bercerita dengan setting—toko sembako, harus ada kata gula/sugar, dan nama tokonya harus Dedi. Wakwaw, mantap, ya, hehehe.

Tulisan tema kelima berjudul, Beli Ayah Baru

BERTABUR HADIAH

Meskipun kelima tema tulisan terlihat aneh bin ajaib. Ditambah tantangannya yang luar biasa ngejelimet. Kegiatan menulis GEBER bertabur hadiah. Jujur, baru kali ini saya ikutan nubar, eh ada hadiahnya.

Biasanya, kan, paling bikin antologi bareng (GEBER pun ada). Namun, yang memberikan hadiah berupa e-money atau aksesori, ya, baru ini saya temui.

Setiap tema akan dipilih tulisan terbaik. Penulis terbaik akan mendapat hadiah; satu buku antologi dan e-money, jumlahnya bisalah buat jajan kopi kekinian.

Selain itu ada pula 5 tulisan ter-GEBER (pilihan admin). Hadiahnya pun mendapat e-money.  Tak hanya itu, kadang admin suka tiba-tiba buat tantangan. Random banget, deh tantangannya, karena ada hadiahnya peserta banyak yang antusias. Kan, mayan, buat jajan permen cupacup, hehehe.

TULISAN TER-GEBER

Kalau diperhatikan dari lima tema yang saya urai di atas. Tema kedua tidak saya tampilkan link instagram yang memuat tulisan saya. Alasannya karena saya jadi salah satu tulisan ter-GEBER di tema kedua. yeay, hehehe.

Jadi, saya akan tulis cerita lengkapnya di artikel ini dan menyertakan lagu yang saya pilih dijadikan cerita. Kalian bisa baca, sambil dengar lagunya. 


CERBUNG: HITAM PUTIH

Fourtwnty - Hitam Putih

Entah, apakah aku adalah sebuah kesalahan di masa lalu atau kehadiranku memang tak pernah diharapkan. Aku tak tahu pasti. Hanya saja, aku merasa Mama menganggapku tak pernah ada. Selalu bertolak belakang dengan segala yang aku pilih atau inginkan.

Aku dan Mama bagai langit dan bumi. Tidak pernah sealam. Bagai hitam dan putih yang tidak pernah sewarna. Bagai air dan api yang tak pernah senyawa. Bagai timur dan barat yang tak pernah searah.

Namun, berbeda dengan kakak. Setiap keinginannya selalu selaras dengan pikiran Mama. Kata Mama, aku harus mengalah dengan kakak. Nurut perkataan Mama agar menjadi anak berbakti.

Sampai pada akhirnya aku selalu menjadi anak pencemburu. Merasa perlakuan Mama tidak pernah adil. Setiap pekerjaan rumah hanya dilimpahkan kepadaku. Bahkan setiap kesalahan menjadi salahku. Selalu jadi nomor dua disetiap momen.

“Beli bukunya nanti, ya. Mama baru bayar uang perpisahan kakak.”

“Kamu, nanti masuk sekolah kejuruan aja. Mama gak sanggup kalau kamu kuliah juga.”

“Makan malamnya bikin mi instan aja. Tadi lauknya habis dimakan kakak, kasihan dia habis bimbingan skripsi.”

“Kakak kamu habis begadang. Jangan suruh dia cuci baju. Kamu aja yang cuci sebelum berangkat kerja.”

Hampir setiap perkataan Mama selalu menjurus kepada kepentingan kakak. Seolah aku tidak membutuhkan apapun.

Setiap senti kekecewaan, semua kutelan. Aku selalu coba memahami Mama. Terutama setelah tahu kenyataan pahit. Mungkin, jika berada diposisinya, aku akan bersikap sama.

Tidak ada ada kebencian terhadap Mama. Selalu menyayanginya dalam suka ataupun duka. Aku tidak ingin menyakiti perasaan wanita yang sudah membesarkanku.

Demi mendapat perhatian dan pengakuan. Aku selalu menuruti apapun perintah, keinginan, dan pilihan Mama. Sampai pada pilihan terpenting dalam hidupku. Pilihan yang harus mengorbankan perasaan.

*** bersambung***

Dimata orang, aku menjadi wanita beruntung. Menikah dengan pria yang terlihat baik, berkelas, dan bertanggung jawab. Memang benar dengan tinggal di rumah mewah dan memiliki kendaraan roda empat seharga ratusan juta, telah menaikkan derajat keluarga. Namun, bagaimana dengan hati dan perasaanku.

“Ma, aku menyukai pria lain.”

“Jangan buat malu keluarga. Mama sudah atur semuanya. Bahkan tanggal pernikahanmu sudah ditentukan. Kamu hanya terima beres. Kamu juga sudah pernah ketemu orangnya, kan.”

“Tapi, Ma ….”

“Udah, ini yang terbaik buat kamu. Gak usah pikirkan Kak Rita. Dia sedang mengejar karir dan menyelesaikan S2-nya. Mama juga tau siapa pacar kamu. Dia gak akan bisa kasih kamu kemewahan dan menikahi kamu secepatnya.”

Hanya untu memenuhi keinginan Mama. Aku pupuskan semua janji dan mimpi yang sudah terukir bersama seorang pria. Seorang yang menjadi pendengar setia selama lima tahun. Selama itu pula, tak pernah sedikitpun tersulut api amarah saat kuluapkan segenap murka atas perlakuan Mama. Bahkan disaat dirinya direndahkan.

“Mamamu pasti punya alasan atas semua tindakannya. Jangan berkecil hati, ya, cantik. Mama sayang kamu dengan caranya sendiri.”

“Lantas, sanggupkah kamu melepaskanku, Mas?”

“Berbakti kepada orang tua menjadi hal mulia yang dilakukan seorang anak. Penuhilah keinginan Mama. Mas, akan selalu mendoakan kebahagiaanmu.”

Pria terbaik dalam hidupku. Rela melepaskan kasihnya. Demi untuk mewujudkan angan seorang anak yang ingin dapat perhatian dan pengakuan dari Sang Mama.

 Perpisahan dan rasa sakit ini. Hanya kita yang merasakannya. Belajar melepaskan dirinya. Walau setengahku bersamamu. Kuyakin kita kan terbiasa. Walau inti jiwa tak terima.

***bersambung***

Selepas aku menikah. Kebahagiaan terpancar di wajah Mama. Bahkan terukir senyum dan tawa tatkala mengetahui dirinya akan menjadi nenek. Setelah penantian selama dua tahun pernikahanku.

Namun, sayang. Kabar bahagia itu berdampingan dengan lara. Belakangan kusadari bahwa kesibukan suami yang membuatnya jarang pulang. Bukan semata urusan pekerjaan. Melainkan asmaraloka dengan wanitanya di luar rumah.

Mama memutuskan tinggal bersamaku karena tahu sering ditinggal suami. Dan, lagi, kaka tengah bekerja di luar kota. Hingga leluasa tinggal di rumahku.

Awal kehamilan sungguh melelahkan. Tak ada satu makanan pun yang mampu bertahan sampai lambung. Selalu kumuntahkan. Melihatku menderita, Mama memberikan buah.

“Coba kamu makan ini. Dulu waktu Mama hamil Kak Rita, Mama suka banget.” Mama memberikan satu piring anggur segar.

Aneh. Responku tiba-tiba menangis saat menerimanya dan memeluk Mama. Perhatian yang selama ini ingin kurasakan. Akhirnya terwujud dari sepiring anggur.

Mama sepertinya sudah menghapus mimpi buruknya dan mulai membuka hati untukku. Teruntuk anak dari istri simpanan yang membuat suaminya meninggal bersama ibu kandungku. Hingga terpaksa membesarkan aku yang saat itu berusia satu tahun.

“Terima kasih, Ma.” Seduku dalam dekapannya.

Sepertinya aku memang tak dilahirkan menerima kebahagiaan. Esok hari setelah semalaman menikmati anggur penuh haru. Aku mengalami pendarahan hebat. Hingga dilarikan ke rumah sakit. Calon janinku luruh di minggu keenam.

“Nanti, kalau hamil lagi. Hindari makan anggur,” nasihat dokter.

Wajah Mama dan genggamannya menyiratkan penyesalan. Sungguh, aku tidak pernah menyalahkan Mama atas apa yang terjadi. Sudah jalan takdirku harus seperti ini. Hanya saja masih ada kesedihan yang sulit kuhapus. Bahkan mampu mengatakan hal yang selama ini hanya terendap.

“Maafkan aku, Ma. Wajahku menjadi bayangan kelam dihidupmu karena selalu mengingatkan wajah seorang yang kau benci. Namun, ini bukan salahku. Sulitkah bagimu menerima aku seutuhnya menjadi anakmu.”

***tamat***

SEPATAH KATA DARI SAYA

Bagi kalian yang mengalami hal seperti saya. Suka mager nulis dan kebanyakan alasan untuk istirahat. Ya, ga apa-apa, istirahat aja. Namun, tetaplah menjalin hubungan dengan teman-teman yang memiliki frekuensi yang sama. Jangan keluar grup kepenulisan. Karena support sistem terbaik bagi penulis, ya, teman-teman penulis yang dikenalnya.

GEBER BY PEPECE (EVEN NULIS CERPEN) GEBER BY PEPECE (EVEN NULIS CERPEN) Reviewed by Dwi Noviyanti on December 04, 2023 Rating: 5

1 comment:

Followers

Powered by Blogger.