Sebagai ibu pekerja yang memiliki anak usia lima tahun.
Melihat penampakan seisi rumah berantakan saat pulang kerja, menjadi pemandangan
yang sering saya lihat. Kamar tidur amburadul (lantai berkerak noda, pakaian
anak berarakan di atas kasur, dan bantal-bantal tak tentu arah). Padahal
sebelum berangkat kerja, sudah merapihkan kamar: nyapu, lantai dipel, dan menyusun
bantal serta boneka-boneka.
Belum lagi peralatan kamar mandi yang tergeletak bukan
ditempatnya. Sikat gigi diatas tutupan closet, sampo dilantai (kadang botolnya tidak
tertutup rapat dan masih menetes). Atau bahkan botol sabun masih berada di
dalam bak air. Sisa Wulan, anak saya bermain air sabun.
Namun, tiap kali saya melihat betapa berantakannya
rumah saat pulang kerja. Sebisa mungkin menahan amarah. Padahal, hawanya ingin nyanyi
rock yang pakai urat, tapi sabar, sabar, ini ujian. Inhale ... exhale ... fuuh. Harus tetap waras. Lebih baik waktu yang tersisa di buat untuk quality time bersama anak.
TIP MENJAGA KEWARASAN IBU DALAM MERAPIHKAN RUMAH
Sebagai seorang ibu pekerja dan single fighting yang
memiliki anak berusia lima tahun. Saya harus siap siaga jadi sosok ibu
sekaligus ayah buat Wulan. Semua pekerjaan rumah dan mencari nafkah ada
dipundak saya. Kalau tidak bisa menjaga kewarasan, rasanya ingin kabur
melarikan diri ke Planet Mars, hehehe.
Namun, saya yakin ibu-ibu di luar sana. Tanpa
memandang, full ibu rumah tangga atau ibu pekerja. Pun pasti merasakan lelahnya
merapihkan rumah yang tak pernah ada habisnya. Selesai cuci piring, pakaian
minta di cuci, disetrika, ngosrekin kamar mandi, siram tanaman, ngepel, nyapu,
masak, dan segala tetek bengek pekerjaan lainnya. Benar, tidak, Bu.
Oleh karena itu. Saya punya tip untuk menjaga
kewarasan ibu dalam merapihkan rumah. Ya, setidaknya agar ibu dapat menikmati
hidup. Adapun tipnya sebagai berikut:
Abaikan Rumah yang Berantakan Jika Tidak Ingin Merapihkan
Saya sering sekali melakukan pengabaian seperti itu.
Jangan pernah memaksakan diri jika tidak ingin melakukannya. Melakukan hal
dengan terpaksa berujung stress dan meningkatkan emosi. Ujung-ujungnya anak
akan jadi korban pelampiasan.
Kerjakan yang Bisa Dikerjakan
Jangan terlalu berambisi untuk menyelesaikan pekerjaan rumah dalam satu waktu. Tetap prioritaskan diri untuk mendapat istirahat yang cukup. Kerjakan yang bisa dikerjakan. Kita bisa melakukan pekerjaan rumah dengan cara mencicilnya.
Rapihkan Tiap Kali Menggunkan
Untuk mengurangi penumpukan pekerjaan di rumah.
Rapihkan tiap kali menggunakan. Misalnya, setiap habis makan langsung mencuci
peralatan makan. Atau setiap habis mencuci pakaian, bisa sekalian menyikat kamar mandi dengan menggunakan sisa air pewangi. Sekali dayung, dua pulau terlampaui, kan.
Keluarkan Barang-Barang yang Sudah Tidak Terpakai
Salah satu tip agar merapihkan rumah lebih mudah
adalah mengeluarkan barang-barang yang sudah tidak terpakai. Hayo, siapa yang
suka menyimpan barang ber-asas-kan ‘sayang nanti bakalan dipakai’. Namun, nyatanya
hanya jadi onggokan sampah di pojokan lemari atau sudut rumah.
Biasanya, saya menerapkan metode FIFO (First In First
Out) khususnya untuk pakaian. Kalau beli baru yang lama dilungsurkan.
MELATIIH ANAK MANDIRI DENGAN MERAPIHKAN RUMAH
Selain tips menjaga kewarasan ibu dalam merapihkan rumah. Rasanya penting untuk mulai melatih anak-anak mandiri. Tujuannya agar anak terbiasa melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri. Siapa tahu, kita bisa jadi ada waktu me time sedikit, ya, kan.
Merapihkan rumah yang dapat anak-anak lakukan perlu disesuaikan dari usia. Contohnya untuk anak-anak usia dua sampai tiga tahun berikan tanggung jawab untuk merapihkan mainannya sendiri. Jika usia anak sudah lebih besar, kita dapat memberikan tanggung jawab yang lebih besar pula. Misalnya, merapihkan rumah seputar: membuang sampah, menyapu, mencuci peralatan makan sendiri, merapihkan seprai, menyusun bantal, atau menemani memasak.
Manfaat Melatih Anak Membantu Pekerjaan di Rumah
Namun, perlu di ingat. Tiap kali anak-anak melakukan pekerjaan rumah, harus dalam pengawasan kita sebagai orang tua. Terutama untuk anak-anak yang berusia di bawah delapan tahun. Melatih anak mandiri dengan merapihkan rumah. Ada beberapa caranya, loh, yuk disimak:
1. Sediakan Peralatan Khusus
Pertama, orang tua harus menyediakan peralatan khusus yang akan digunakan. Anak-anak akan bersemangat melakukan tanggung jawab mereka jika memiliki peralatan sendiri. Misalnya seperti membelikan gayung mandi sendiri, dudukan closet anak (jika closet duduk) yang dapat dia pasang sendiri, gelas, sendok, piring, atau peralatan melipat pakaian yang terbuat dari kardus seperti ini.
Dengan menyediakan perlatan khusus. Kita, sebagai
orang tua lebih mudah mengarahkan anak-anak untuk merapihkan setelah mereka
gunakan. Ditambah lagi, anak akan senang dan semangat melakukan pekerjaan di
rumah dengan peralatan miliknya sendiri.
2. Arahan yang Jelas
Kedua. Penting sekali untuk orang tua memberi arahan yang jelas. Jika ingin anak melakukan pekerjaan rumah berikan perintah secara bertahap, step by step. Bila perlu kasih contoh cara melakukannya secara perlahan.
Otak anak-anak masih belum sepenuhnya bekerja seperti orang dewasa. Sehingga arahan yang jelas membantu mereka berpikir dan melakukannya dengan baik.
3. Jangan Berekspektasi Tinggi
Namanya, masih dalam tahapan belajar dan masih proses berlatih. Wajar sekali jika kita perintahkan menyapu, tapi lantainya masih berdebu. Atau jika kita minta mencuci piring, bau sabunnya masih menempel. Wajar. Itu hal yang sangat wajar.
Jangan berekspektasi tinggi bahwa apa yang anak-anak kerjakan dapat dilakukan dengan baik. Bimbing dan arahkan dengan penuh kasih. Koreksi pekerjaan anak dengan lembut dan gunakan logika yang masuk akal.
Contohnya, ketika mencuci piring. Busa sabunnya sudah tidak ada, tetapi masih bau sabun. Kita bisa meminta mereka untuk mencium piring tersebut. Dan arahkan untuk kembali membilas dengan air sampai permukaan piring terasa kesat dan tidak tercium bau sabun lagi.
4. Apresiasi Pekerjaan Anak
Jika anak-anak selesai mengerjakan apa yang kita minta. Beri apresiasi kepada anak. Seperti memberi pujian, pelukan, atau memberi reward cemilan favorit mereka. Dengan begitu anak akan semangat melakukan pekerjaan rumah.
5. Jangan Memaksa
Orang dewasa saja jika dipaksa merapihkan rumah, pasti tidak suka. Begitu pun anak-anak. Mereka paling tidak suka dipaksa melakukan yang tidak mereka inginkan.
Nah, sebagai orang tua, kita jangan memaksa, tetapi harus pintar-pintar melakukan trik. Biasanya trik paling ampuh mengalihkan perhatian anak-anak yaitu menyelami apa yang mereka lakukan. Jika mereka sedang bermain, posisikan diri kita sebagai teman bermain dan selami peran yang mereka mainkan.
Cerpen Bahasa Kasih, Menghadapi Anak Balita Gak PerluTarik Urat Hanya Perlu Sedikit Trik
6. Percaya Pada Anak
Cara melatih anak mandiri mengerjakan pekerjaan rumah yang terakhir adalah percaya pada anak. Dengan kita percaya bahwa anak mampu mengerjakan pekerjaan rumah. Meningkatkan rasa kepercayaan dirinya untuk menyelesaikan pekerjaan.
Jangan sedikit-sedikit membantu apa yang sedang dikerjakan. Kita, cukup memantaunya dari jarak jauh. Jika barang terjatuh, salah menempatkan, atau kesalahan lainnya saat merapihkan rumah. Biarkan. Tahan diri untuk membantunya. Kecuali jika keadaan darurat yang membuatnya bisa terluka.
Dengan percaya pada anak meskipun saat melakukan kesalahan. Kita sudah memberikan waktu kepada mereka untuk belajar mencari solusi. Mereka jadi berpikir, apa yang harus dilakukan. Jika mereka akhirnya menemukan solusi atas kesalahan. Biasanya anak akan sangat senang dan melaporkan hasil pekerjaan mereka dengan antusias.
KESIMPULAN
Demikianlah artikel ini saya tulis. Tip menjaga kewarasan ibu dalam merapihkan rumah dan cara melatih anak mandiri. Saya paham apa yang saya terapkan, belum tentu berhasil. Namun, tidak ada salahnya jika ingin mencoba. Ingat, jaga kewarasan itu penting demi kesehatan mental.
Melatih anak
mandiri dengan merapihkan rumah.
Menurut saya menjadi pelatihan wajib untuk anak-anak. Karena merupakan bekal
hidup mereka di masa yang akan datang.
Keren. Jadi tahu ilmu tentang parenting begini, siasat menarik hati anak kecil supaya mau belajar mandiri. Jadi salfok sama cara lipat baju ala Wulan pake kardus. Funny but it works!
ReplyDeleteIya, Kak Amel. Modal kardus bekas dan lakban, doang ituuu. Dia happy ngelakuin-nya. Anak-anak, yang penting dibuat senang. Jadi gak berasa kalau sebenarnya lagi dikerjain sama emaknya, hehehe
Delete