Koran Merapi, Rubrik Cerita Misteri Edisi 3 Januari 2023
Pernah mengalami atau mendengar cerita yang membuat bulu
kuduk merinding?
Saya rasa siapapun dan dimanapun kita berada. Cerita misteri akan selalu ada. Sadar dan tidak, pasti pernah mengalami. Entah ketika berada di lingkungan yang terkenal dengan tempat angker. Kejadian misteri setelah dari pemakaman. Atau bahkan mengalami kejadian mistis di dalam rumah sendiri.
Kejadian-kejadian misteri seperti itu pernah saya alami. Cerita yang ingin saya kisahkan yaitu penampakan penghuni rumah bermukena yang tak menampakkan wajahnya. Kisah ini saya kirim ke media massa lokal. Dan cetak pada edisi 3 Januari 2023. Cerita misteri Koran Merapi.
KORAN MERAPI
Koran Merapi lahir dari Koran berpengalaman dan
terpercaya yaitu Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat. Lahirnya Koran Merapi demi
memenuhi kebutuhan publik. Khususnya bagi masyarakat di Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Selengkapnya Tentang Koran Merapi
CERITA MISTERI KORAN MERAPI
Cerita Misteri merupakan salah satu rubrik yang dimiliki
oleh Koran Merapi. Rubrik yang menerima tulisan dari penulis lepas.
Rubrik ini memuat cerpen dengan tema misteri. Cerita pendek yang hanya berjumlah 2000 karakter atau maksimal 300 kata.
Pemuatan Koran Merapi setiap hari satu cerita. Kalau cerita misteri yang kita kirim dimuat. Akan ada ilsutrasi
dari redaktur yang keren. Bersanding dengan cerita milik kita. Seperti
gambar dalam artikel saya.
CERITA HOROR KISAH NYATA FULL
Cerita yang saya kirim merupakan cerita horor kisah
nyata. Cerita mistis yang saya alami sendiri di rumah. Penampakan seorang
bermukena yang mirip dengan ibu saya.
Meskipun kisah ini sudah terjadi di masa lampau. Namun, tetap
membekas dalam hati. Sehingga saya mengirimkannya ke Koran Merapi rubrik Cerita
Misteri. Berikut cerita lengkapnya.
PENGHUNI RUMAH BERMUKENA YANG TAK MENAMPAKKAN WAJAHNYA
Saat
itu aku duduk dibangku sekolah dasar yang masuk tengah hari. Anak kecil yang
suka bangun siang karena lelah membantu Ibu berjualan nasi uduk sedari subuh.
Aku bangun sekitar pukul 9.30 WIB. Sembari mengucek mata, lalu berjalan
menghampiri teko yang berada di atas meja dekat kamar Ibu. Pintu sedikit
terbuka. Aku melihat ada orang sedang salat. Mengenakan mukena putih dan
berdiri membelakangiku.
“Oh,
ibu lagi salat duha,” kataku sembari minum air yang kutuang.
Tiga
menit kemudian, ada yang berteriak dari luar rumah, “Ti ...! bantu Ibu bawain
belanjaan.”
Aku
pun tergopoh keluar rumah dan mendapati Ibu tengah menurunkan belanjaan dari
becak. Segera kubantu membawakan barang ke dalam rumah. Ketika melintasi kamar
Ibu, aku tersadar dan termangu melihat kamar yang kosong.
“Ti!
Kok bengong sih?” sungut Ibu yang kemudian menyalipku demi meletakkan barang
dari kedua tangannya.
“Ibu,
kan, belanja, lalu … tadi itu siapa?” Seketika bulu tengkukku meremang.
***
Aku
beranjak dewasa. Kamarku pindah di lantai dua. Ibu tidak memberlakukan jam
malam. Pintu menuju kamar pun dapat diakses tanpa melalui pintu utama.
Membuatku lupa waktu pulang saat bermain.
Suatu
malam selepas pulang menonton bioskop—midnight show. Aku mulai menapaki tangga
kayu menuju kamar. Tiba-tiba terlintas sekelebat bayangan di belakangku. Aku
bergidik dan mempercepat langkah.
Peristiwa
seperti itu kerap kali terjadi. Terutama ketika aku pulang malam tanpa izin
dari Ibu. Bahkan kian jelas menampakkan dirinya. Sesosok makhluk berperawakan
seperti ibu dan mengenakan mukena. Namun, tidak pernah memperlihatkan wajahnya.
Dia hanya berdiri dekat pintu kamarku sembari menunduk. Hingga aku tertidur di
balik selimut dengan perasaan waswas.
“Yang
kamu maksud, sosok yang selalu pakai mukena, ya?”
“Kok,
ibu tahu?”
“Dia
itu penghuni rumah kita. Dia yang jagain rumah ini,” kata Ibu.
“Aku
juga pernah liat kak,” ujar adikku.
“Semua orang di rumah pernah liat, tapi kamu yang paling sering. Kan kamu yang sering keluyuran malam!” sindir Ibu.
No comments: