Menjadi orang yang tidak pandai bicara dihadapan orang. Menjadi
kelemahan saya sedari dulu. Lebih memilih diam dibanding berargumen dengan
seseorang. Diam, meskipun dalam hati tidak sepakat dengan apa yang
diperbincangkan. Kalau seperti itu, biasanya akan saya bahas secara lengkap dan
detail ke dalam blog. Tentunya setelah melalui riset mendalam tentang topik
yang jadi pertentangan. Saya kumpulkan bahan tulisan dari blog lain yang
membahas hal serupa. Jika sudah jadi sebuah tulisan utuh. Saya posting menjadi
artikel dan membagikannya ke media sosial. Entah ada yang baca atau tidak,
bukan masalah. Saya hanya ingin menjabarkan sekelumit yang ada dalam pikiran.
Ada saatnya saya berbicara dan membantah hal yang jadi pembahasan. Namun,
sering berakhir jadi kesalahpahaman. Ujungnya merusak pertemanan. Tidak ingin
kejadian seperti itu terulang, membuat saya menjadi orang pasif dalam sebuah
perkumpulan. Jarang nimbrung dengan mereka yang mudah berkomunikasi secara
lisan. Menjadi pendengar setia melekat dalam diri saya. Berbicara jika ada yang
meminta untuk berpendapat.
Berbeda halnya di dalam forum grup melalui pesan. Disana saya menjadi
orang yang interaktif. Terutama jika topik pembahasan merupakan hal atau ilmu
baru. Antusias menjadi peserta pun akan saya tunjukkan. Lebih leluasa
mengemukakan pendapat atau sekadar bertanya.
Namun, bagaimana kalau ada pekerjaan yang mengharuskan saya berbicara
dengan orang. Hal pertama yang saya lakukan, mencari tahu: siapa dan
keperluannya apa. Kalau sudah tahu, saya pun mulai mencari jawabannya. Kemudian
menyampaikannya. Ribet, ya. Memang. Hal mudah harus berliku bagi saya.
Kerap kali terbesit rasa iri kepada mereka yang mudah sekali bicara.
Kalau bingung sedikit, telepon. Tidak puas dengan jawaban, video call. Dua hal
tersulit di hidup saya. Hanya peramban pencarian yang menjadi teman setia.
Bingung dikit, langsung lari ke Google. Peramban paling mudah dijangkau. Apapun
yang tidak saya ketahui atau ingin meyakinkan hal yang belum pasti, Google-lah
tempat menemukan jawaban. Tidak hanya sekedar urusan pekerjaan, melainkan
seluruh aktivitas kehidupan sehari-hari.
Seringnya mengunjungi blog dari blogger lain demi memenuhi kebutuhan
informasi. Saya pun berkeinginan memiliki akun blog. Ingin menciptakan sebuah akun
yang bermanfaat memberikan informasi. Hingga terciptalah akun blog ini.
Blog Dwinov Swa |
Setelah membuat blog, ternyata saya baru sadar. Ngeblog itu susah. Bukan
hanya sekedar menulis dan memposting. Namun, banyak komponen blog yang harus
diperhatikan, membuat saya bingung. Kebingungan itu membuat blog saya tidak ada
isinya. Ditambah dengan sibuknya bekerja, kuliah malam (kelas karyawan), dan menjalani peran sebagai istri. Jadilah
Blog Dwinoviy (nawa awal blog saya) kosong melompong dalam waktu cukup lama.
Saat menjalani aktivitas kuliah jurusan informatika. Ada satu dosen,
memberi tugas dengan memanfaatkan media blog. Membuat saya antusias
mengerjakannya. Akhirnya blog akan terisi dengan artikel-artikel tugas kampus. Postingan
artikel pun ramai dikunjungi. Bukan hanya puluhan, tetapi ratusan. Kemungkinan besar
artikel tugas yang saya posting menjadi contoh untuk mahasiswa lain.
Dasboard Blog |
Adanya kontribusi kampus yang membuat artikel banyak dikunjungi. Membuat
saya memutuskan merubah nama akun blog menjadi Dwinov Swa (Swa merupakan kata depan
kampus). Mungkin ke depannya akan muat banyak artikel-artikel yang berkaitan
ilmu informatika, pikir saya. Dwinov Swa ternyata nama yang cukup langka. Hanya
sekali rubah langsung disetujui perubahannya. Begitu pun ketika membuat akun
email.
Namun, takdir berkata lain. Saya berhenti kuliah di tengah jalan. Salah
satu bentuk penyesalan yang sampai saat ini masih bersarang dalam hati. Setelah
tidak kuliah, blog kembali sepi. Nulis hanya sebulan sekali, dua bulan,
beberapa bulan, atau hampir dua tahun. Ternyata menulis tanpa tujuan dan adanya
motivasi kuat, sungguh sangat sulit. Membuat saya jarang sekali memposting
artikel.
Selain artikel tugas, awalnya artikel yang saya posting merupakan
tulisan hasil dari buah pemikiran secara random. Pembahasan tentang sesuatu
yang menjadi pertentangan saat berbicara dengan seseorang. Terkadang topiknya
pun sudah banyak dibahas blogger lain. Namun, saya menulisnya sesuai dengan
sudut pandang seorang Dwi. Pemikiran yang tidak menyudut pada titik persoalan.
Berpikir adanya pola sebab-akibat dari suatu tindakan. Menikmati proses dalam
mencapai langkah kongkrit penyelesaian suatu masalah. Hingga tercetuslah
tagline blog ‘Mengalir Dalam Proses’.
Pemikiran-pemikiran tersebut menurut saya tidak ada yang aneh. Namun,
tidak dengan orang lain. Terutama mereka yang kerap kali hanya berfokus ke
titik masalah. Menyalahkan keadaan atau orang sehingga membuatnya terpuruk. Ketika
saya memberi saran kepada mereka. Cap aneh pun diberikan kepada saya. Apakah
seaneh itu pikiran saya. Entahlah. Sampai suatu ketika ada komentar di satu
artikel yang saya tulis. Mungkin saja, mereka mengajak gabung dalam grup
orang-orang aneh untuk main domino atau apalah. Saya pun tidak mengerti.
Kolom Komentar Blog |
Menulis di blog menjadi media kenangan dan penguat. Kenangan traveling
bersama orang-orang terkasih. Selain itu sebagai penguat diri disaat rapuh.
Label Curahan Hati dibuat seperti layaknya diary. Disana saya menumpahkan
keresahan ketika konflik hidup bergejolak. Menulis membuat tenang dan melepaskan
segenap tekanan dalam dada. Kumpulan curhatan itu menjadi penguat kala konflik
kembali singgah. Dulu, saya mampu melewati konflik yang lebih besar, mengapa
sekarang harus menyerah. Tutur batin.
Roda kehidupan memang berputar. Tak selamanya hidup dirundung konflik.
Badai selalu berlalu. Setelah melewati fase kritis, tahun 2019 saya
dipertemukan dengn teman-teman baru. Teman yang hanya berkomunikasi melalui
pesan. Teman kasat mata, tetapi begitu terasa nyata. Dari pertemanan tersebut
saya temukan kebahagiaan, semangat, dan motivasi di dunia menulis. Keluarga
baru yang menyenangkan.
Sekian banyak jenis tulisan, saya tertarik dengan cerpen. Mendalaminya
dan mengamalkan ilmu ke dalam cerpen yang saya tulis. Mulai dari sana. Saya
buat label khusus tentang cerpen. Berisi cerita pendek yang saya tulis.
Kalau dipikir ulang kembali. Ngeblog bagi saya menumpahkan pemikiran dalam bentuk tulisan. Selain menjadikan tulisan sebagai kenangan dan menyalurkan hobi menulis. Big why versi saya, menjadikan blog sebagai media penyampai informasi.
Dwinov Swa
No comments: