Entah
kenapa anak perempuanku—Wulan, keranjingan dengan tontonan super hero. Disaat
anak kecil perempuan lainnya menggilai karakter Barbie, Hello Kitty, LOL, atau
BT21. Sedangkan Wulan menyukai Bima S dan Boboiboy. Bahkan ketika perayaan
ulang tahunnya sudah kukonsep sedemikian manis—Little Poni dengan latar merah
muda, dia merajuk. Meminta gambarnya diganti menjadi super hero Bima S.
Padahal, undangan, kantong-kantong bingkisan, dan stiker ucapan terima kasih
sudah terbeli. Bahkan poster pun sudah siap cetak sesuai konsep.
“Semuanya
sudah Mama buat Little Poni, Lan.”
“Nda, Mo,
Wuyan Mo Bima S!”
“Gimana
sih! Kemarin katanya Little Poni, tinggal seminggu lagi minta ganti.”
“Wuyan mo
Bima S, Ma, ga mo Little Poni!” serunya protes.
“Tau ah,
Mama pusing!”
“Hu-hu-hu, Mama jaat.” Dia menangis dan
mengatakan aku jahat.
“Oke, tapi
yang diganti posternya aja, ya” kataku tanpa ada jawaban darinya, “Wulan pilih,
mau ganti posternya aja atau ulang tahunnya ga jadi!”
Aku memberi
pilihan dan dia hanya menggangguk menyetujuinya. Untung saja aku sendiri yang
mendesain poster. Sehingga tidak mengeluarkan uang tambahan untuk mengedit.
Konsep manis yang aku buat dalam perayaan ulang tahunnya berubah menjadi tak
karuan dan menjadi pertanyaan setiap tamu undangan.
“Kok anak
cewe posternya Bima S?”
***
Bima S sudah berlalu dan terlupakan. Animasi asal Indonesia tersebut tidak banyak diminati. Tayangannya hanya disalah satu stasiun televisi pada hari Minggu pukul 10.00 WIB, atau di saluran internet. Itupun tidak terlalu banyak pemirsanya. Berbeda dengan animasi asal Malaysia—Boboiboy—super hero favorit Wulan saat ini. Salah satu film animasi yang sukses ditayangankan di Indonesia sejak tahun 2012. Meskipun beberapa kali tayang di stasiun televisi yang berbeda tapi tetap banyak pemirsa setianya. Anakku mengetahui animasi Boboiboy dari iklan ketika dia berselancar di internet.
Setelah aku ajari cara mengoperasikan laptop, mouse, dan mengajarinya membuka salah satu saluran internet—youtube. Tak berapa lama dia pun mahir dan menguasai yang aku ajarkan. Tanpa bantuan, dia dapat menonton saluran anak-anak dalam laptop dan menonton animasi super hero favoritnya di sana.
Aku pernah
mengamatinya diam-diam ketika dia hendak bermain laptop. Pertama dia buka
layar, menekan tombol power, kemudian memasukkan kata sandi, dan laptop pun
menyala. Lalu dengan cekatan dia raih mouse mengarahkan kursornya ke mesin
pencarian. Muncul saluran internet yang biasa aku gunakan termasuk youtube
yang dia klik. Dalam beranda dia mengarahkan kursor kebagian kotak pencarian
lalu mengetik huruf B-O-B-O. Setelah itu muncul daftar dan paling teratas adalah
boboiboy. Setelah dia klik, nampak semua saluran yang berisi boboiboy, dia
gulir mouse ke bawah, mencari saluran yang ingin di tonton.
Kalau tidak
menonton di laptop dia akan menonton di televisi yang sudah aku unduh
menggunakkan memori ekternal. Berjam-jam dia akan melihat Boboiboy dan kawannya bertarung dengan makhluk asing bernama Adudu yang hendak menginvasi bumi.
Ada banyak pelajaran yang dia dapat dari menonton serial super hero. Menjalin persahabatan, saling menolong, menyayangi teman, bekerja sama, dan toleransi. Bahkan, terkadang dia terapkan dalam kehidupan nyata kala bermain dengan teman-temannya. Itulah mengapa aku tidak melarangnya menyukai super hero meskipun dia anak perempuan. Hanya saja aku dan orang rumah jenuh melihat dia menonton film yang sama setiap hari. Saking seringnya menonton, kami jadi hapal theme song film tersebut. Bahkan slogan pemeran utamanya yang sering mengatakan 'terbaik' selalu terngiang di telinga.
Hingga Wulan sering kali memujiku ketika memberinya makan hasil masakanku dengan mengatakan, "Mama memang yang terbaik."
Penulis: Dwinov Swa
No comments: