Terkadang sebelum tidur, aku suka
membacakan dongeng untuk Wulan—anakku. Begitu pun malam ini. Dia memilih dan
menyerahkan dua buku dari rak. Dongeng yang sudah kuhafal di luar kepala karena
sering membacanya.
Sebelum membacakan dongeng aku teringat
bahwa Wulan belum menyikat gigi.
"Wulan, sikat gigi dulu, ya,"
pintaku.
Dia tidak menjawab dan hanya menggeleng.
Berulang kali aku pinta untuk menyikat gigi, dia selalu beralasan dan selalu
menolak. Hingga terbesit dalam otakku untuk membuat dongeng dadakan.
Dongeng yang aku karang agar dia
mau menyikat gigi. Demi mendapat perhatiannya, aku menciptakan tokoh utamanya
dari boneka yang dia miliki dan berada di sisinya.
"Wulan mau dengar dongeng Mama,
gak?"
"Dongeng Mama?"
"Iya, ceritanya tentang si Boba
Pink itu," kataku seraya menunjuk boneka boba miliknya.
"Mau Ma, mau! Wulan mau dongeng
Boba!" serunya antusias.
"Sini dekat Mama. Jadi, begini ceritanya ...”
***
Suatu hari si Boba Pink yang masih kecil
berjalan menyusuri hutan. Dia sedang mencari kakaknya—Si Boba Hijau. Di tengah
perjalanan, dia melihat Boba Hijau tengah menunduk.
"Boba Hijau ...! Boba Hijau
...!" teriak Boba Pink.
Namun, teriakannya tidak didengar oleh
Boba Hijau yang tengah asyik menunduk.
"Boba Hijau lagi ngapain sih? Aku
panggil tidak menyahut," gerutu Boba Pink.
Bahkan ketika Boba Pink sudah berada sangat dekat. Boba Hijau masih asyik dengan aktivitasnya, hingga tidak
menyadari kehadiran Boba Pink.
"Dor!"
"Eh copot, eh copot," kata
Boba Hijau terkejut.
Boba Pink terpingkal melihat Boba Hijau
yang terkejut. Ditambah wajah dan tangannya kotor berlumuran sesuatu yang
berwarna cokelat. Membuat Boba Hijau sangat lucu.
"Ha-ha-ha-ha wajahmu kenapa, lucu
sekali," kelakar Boba Pink.
"Boba Pink! Kamu mengganggu saja!" bentak Boba Hijau.
Boba pink mengendus aroma cokelat dalam
wadah besar di kaki Boba Hijau.
"Wah ... itu cokelat! Aku mau, aku
mau ..."
"Tidak! Tidak boleh. I-n-i punyaku!
Lagian kamu masih anak kecil!"
"Aku mau ...!" rajuk Boba
Pink.
"Tidak! Sana pergi!" usir Boba
Hijau.
Dia pun pergi meninggalkan Boba Hijau
seraya menangis dengan suara yang memekkakkan telinga. Hingga Sang Monyet yang
tengah mencari makanan, menghampirinya.
"Hai, kamu kenapa nangis?"
tanya Monyet.
"Aku mau cokelat! Ah..." Boba
Pink merengek.
"Aduh … berisik tahu. Kamu mau cokelat
kenapa nangis?"
"Katanya, anak kecil gak boleh makan
cokelat."
"Kata siapa?"
"Boba Hijau."
"Siapa dia?"
"Kakakku, dia tadi sedang makan cokelat,
tapi aku gak boleh ikut makan. Katanya aku masih anak kecil. Ah ..." gerundel
Boba Pink seraya melanjutkan rengekannya.
"Cup-cup-cup-cup, sudah jangan
nangis lagi, ya... Anak kecil boleh kok makan cokelat."
"Benarkah?"
"Iya, tapi ada syaratnya."
"Syaratnya apa?"
"Syaratnya, setelah makan cokelat harus
sikat gigi dan sebelum tidur juga.”
"Kenapa harus sikat gigi?"
"Karena di dalam cokelat
hidup seekor Monster Manis. Kalau kamu tidak sikat gigi, dia akan melubangi
gigi kamu. Kalau gigi berlubang, kamu akan sakit gigi."
"Oh … gitu."
"Aku punya cokelat? Kamu mau?"
"Mau!"
"Tapi ..."
"Harus sikat gigi setelah makan cokelat
dan sebelum tidur," sela Boba Pink semangat.
"Pintar! Oke, ikut aku ke rumah. Cokelatnya
ada di sana."
Boba Pink berjalan bersama menuju rumah
Sang Monyet untuk mengambil cokelat. Ternyata rumah monyet berada di atas pohon
yang sangat tinggi. Sehingga dia harus menunggu di bawah.
Lama … sekali monyet tidak kunjung
turun. Dia bosan dan menendang kerikil yang berada di kakinya.
"Aduh!" teriak seekor beruang.
"Maaf, Beruang, maaf aku tidak
sengaja mengenaimu," ujar Boba Pink.
"Iya, tidak apa-apa, untung saja
tidak berdarah. Lain kali lihat-lihat, ya!"
"Iya,"
"Kamu sedang apa sendirian di
sini?" tanya Beruang.
"Aku sedang menunggu Monyet. Dia
sedang mengambil cokelat untukku."
"Cokelat. Ini cokelat," ujar beruang memamerkan coklat leleh di dalam kuali besar yang dia peluk.
"Wah ... cokelatnya banyak sekali.
Aku boleh minta. Aku janji akan sikat gigi setelah makan cokelat dan sebelum
tidur," berondong Boba Pink.
"Ha-ha-ha-ha, kamu tidak perlu
berjanji. Aku akan memberimu cokelat ini. Ayo, kita habiskan berdua di
rumahku."
Sesampainya di rumah Beruang, mereka pun
mulai memakan cokelat dengan sangat lahap. Cokelat itu sangat banyak hingga
membutuhkan waktu dua hari untuk menghabiskannya. Setelah cokelat habis mereka
tertidur tanpa menyikat gigi dan tidak mandi selama dua hari.
“Ah … gigiku … gigiku sakit sekali, ah …” rengek Boba Pink bersahutan dengan Beruang.
Mereka menangis sangat keras karena giginya sakit. Monster Manis telah melubangi gigi mereka karena tidak menyikat gigi setelah makan cokelat dan tidak sikat gigi sebelum mandi.
***
"Jadi, sekarang Wulan mau sikat gigi?" tanyaku.
Wulan tidak menjawab, tetapi wajahnya
terlihat berpikir.
"Monster Manis bisa melubangi gigi loh, kalau sebelum tidur tidak sikat gigi. Wulan mau seperti Boba Pink dan Beruang yang sakit gigi?"
Wajahnya kian serius, tak lama kemudian dia berkata, “Iya,
deh, Wulan mau sikat gigi, tapi Mama jangan bobo duluan, ya, tungguin Wulan."
"Oke," jawabku seraya
mengacungkan jempol.
Penulis:
Dwinov Swa
wah....mbaknya pinter mendongeng loh. saya aja bacanya lucu sekaligus ada pesan nya d stu ya mbak, mengajarkan anak supaya mau menggosok gigi, dll....keren mbak, makasih ya share nya.
ReplyDelete