Aku, Wulan, dan Tikus

Malam itu aku dan Wulan—anakku baru sampai rumah setelah menghadiri pertemuan dengan teman-temanku.

“Lan, ayo bobo, Mama cape,” kataku sembari meletakkan tas.

“Iya, Wulan juga cape … banget,” timpalnya berlebihan.

“Kalo gitu, kita ganti baju dulu, sikat, gigi, dan cuci muka.”

“Oke.”

“Yaudah, sana, Mama ambil baju ganti dulu, nanti nyusul ke kamar mandi.”

Kususul Wulan ke kamar mandi dengan membawa baju ganti. Mengunci pintu dan mulai membersihkan diri. Ketika selesai mencuci muka, aku melihat ada sebuah hitam panjang yang bergerak. Setelah meletakkan gayung aku memastikan hitam panjang itu benda apa.

“Argh ….” jeritku.

Wulan terkejut dan bingung mendapati sang mama tiba-tiba berdiri disebelahnya—di atas tutupan closet duduk.

“Itu, Lan, ada tikus, hi …” kataku ngeri.

“Mama …! Wulan takut …” katanya panik.

Aku memeluknya dan coba menenangkan diri. Sejak kejadian pernah digigit tikus, level ketakutanku terhadap makhluk kecil itu bertambah. Rasanya masih jelas dalam ingatan—tajam giginya yang menggigit jariku hingga mengeluarkan darah cukup banyak.

Sepertinya tikus itu sudah lama mendekam di pojok bawah closet. Pintu yang rusak memberinya akses ke dalam kamar mandi. Ketika aku dan Wulan masuk, ia mulai merasakan kehadiran manusia hingga menggoyangkan ekornya. Kisah terjebak bersama tikus di dalam kamar mandi pun berlanjut beberapa menit ke depan.

Aku dan Wulan ketakutan—saling memeluk, tetapi tetap waspada terhadap si makhluk hitam kecil di bawah closet. Namun, nyatanya tikus pun merasa takut dan panik. Ia berjalan mondar-mandir mencari celah agar bisa keluar.

Hingga akhirnya ia mengendus ke arah bak air yang berisi penuh air bersih. Berdiri sembari memegangi pinggiran bak, lalu, ‘byur’ tikus terjebur ke dalam air. Ia berenang dengan sekuat tenaga. Berputar terbawa arus, tetapi terus berusaha menggapai pinggiran bak. Akhirnya setelah berkubang dalam air beberapa detik, ia mampu mengeluarkan diri. Kemudian kembali menuju pojok lubang air di bawah closet. Menggerakkan tubuhnya—menyibak air yang berkumpul disela-sela bulu. Lalu meringkuk kedinginan dengan tatapan nanar.

Aku dan Wulan hanya dapat menyaksikan kepanikan seekor tikus dengan rasa campur aduk—takut sekaligus kasihan. Rasanya ingin menolong tetapi takut digigit. Aku, Wulan, dan tikus masih terjebak setelah upaya tikus yang gagal membebaskan diri dari kamar mandi.

Setelah sekian menit terjebak. Kuraih kain pel yang memiliki gagang panjang lalu berusaha membuka pintu. Selot terdorong dan setelah mencongkelnya dengan gagang, daun pintu pun terbuka sedikit.

“Hush-hush-hush.” Aku gusah tikus itu agar ia keluar. Sayangnya tikus sudah lebih pintar. Ia tahu bahwa daun pintu hanya terbuka sedikit dan akan tertutup kembali. Membuatnya enggan bergerak dari tempat meringkuknya.

Setelah menyadari kalau tikus pun sama takutnya dengan aku dan Wulan. Ditambah tikus dalam keadaan lemah karena kedinginan. Aku sebagai manusia yang memiliki postur tubuh lebih besar, mulai memiliki nyali. Kubuka daun pintu kemudian mengganjalnya dengan bak berisi air.

“Argh …”

Aku berteriak, tiba-tiba tikus menghambur ke arah pintu sebelum kuberanjak. Mungkin ia mengendus aroma kebebasan. Mengakhiri kisah kita bertiga—aku, Wulan, dan tikus.

 

 

 

Penulis: Dwinov Swa


Aku, Wulan, dan Tikus Aku, Wulan, dan Tikus Reviewed by Dwi Noviyanti on June 10, 2022 Rating: 5

9 comments:

  1. ih....q juga mbak, paling jijik sama tikus. Q malah gak berani mbak ngusirnya. Apalagi udah pernah kena gigit....kasih racun aja mbak..

    ReplyDelete
  2. Wah samaan kita kak, paling takut dan jijik sama tikus.

    ReplyDelete
  3. waaa tikus, makhluk kecil yang mengerikan, paling gemes kalau sudha masuk rumah tapi juga paling takut kalau sudah lihat, nah kan jadi bingung

    ReplyDelete
  4. Mbaaa . Aku juga pernah di gigit tikus. Wkwkwk. Mana lagi tidur pula. Kaget campur sakit 😂

    ReplyDelete
  5. Tikus emang mengerikan kak. Selalu hati hati ya kak. Semoga tikusnya engga sering ganggu lagi.

    ReplyDelete
  6. Haha... kasian sekali mereka. Dlu d rmh prnh kejar2an sm tikus ccrut. Ak g mau dia lepas keluar tp pas aku jaga agar dia g lepas malah ak yg bngun hrs bgmn haha mau nangkap jijik, dilepas g ikhlas. Akhrnya dia masuk kranjg yg kuberdirikan d dktnya lalu dia trjebak, alhasil dbiarin aj dsana smpe paksu pulang

    ReplyDelete
  7. Iih, takuat membacanya... Tapi, pelajaran jg utk ku kalau perjalanan hidup itu tak seperti apa yang kita mau. Pernah lihat tikus juga, tapi alhamdulillah ga sampai sedekat itu.

    ReplyDelete
  8. Coba pelihara kucing kak. Alhamdulillah di rumah sejak pelihara kucing jadi gak ada tikus

    ReplyDelete
  9. tikus menjengkelkan, masak selang gas digigitnya

    ReplyDelete

Followers

Powered by Blogger.