SUP DAGING

 


“Bu, maaf saya baru bisa bayar uang kontrakan segini.”

Mirna menyerahkan sejumlah uang lusuh dari genggamannya yang berjumlah seratus ribu rupiah.

Ibu pemilik kontrakan hanya menerima uang tersebut tanpa berkata.

“Maaf yah bu. Tempat wisatanya di lockdown. Sudah tiga bulan suami saya tidak ada penghasilan. Untuk makan saja saya harus ngutang sana sini.”

Jelas Mirna sedih menuturkan nasibnya. Penghasilan suaminya mendadak redup. Tempat wisata dimana suaminya menjajakan jasa sewa tikar ditutup.

Seiring dengan lonjakan kasus COVID-19 yang semakin tinggi. Pemerintah mengambil kebijakan dengan melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.

Sari yang mendengar dari bilik kamarnya terenyuh. Namun, dia tidak mampu memberikan uang kepada Mirna untuk menolongnya. Uang miliknya hanya sepuluh ribu rupiah yang dia simpan untuk kebutuhannya.

Sari teringat dengan sekantong kecil daging di dalam kulkas. Daging kurban pemberian dari panitia Mushola seminggu yang lalu. Dengan uang yang dia miliki. Dia bergegas menuju tukang sayur untuk membeli sayur dengan harga empat ribu rupiah. Kemudian mengolah daging dan sayuran menjadi sup daging.

“Tok tok tok. Assalamuallaikum” Sari mengetuk pintu kontrakan Mirna dan memberi salam.

“Walaikumsalam. Iyah sebentar.” Jawab Mirna dari balik pintu dan membukanya.

 “Bu, ini ada semangkuk sup daging. Saya baru sempat olah daging kurban.” Jelas Sari seraya memberikan sup daging.

 “Wah. Alhamdulillah. Terima kasih banyak yah Sari.” Mirna menerima semangkuk sup daging dengan penuh rasa syukur.

Setelah Sari kembali ke bilik kontrakannya yang hanya bersekat dinding tembok tipis. Dia mendengar percakapan kedua anak Mirna tentang sup daging pemberiannya.

“Wah.. Kak kita makan. Ini pasti enak. Aku mau nambah nasinya bu.” Celoteh anak bungsu Mirna.

“De! Makannya sedikit-sedikit. Biar ibu kebagian.” Ujar anak sulung Mirna.

Percakapan kakak beradik itu menghilang. Terganti dengan suara dentingan sendok yang beradu dengan piring.

“Dih.. ko kakak makan sayurnya banyak. Dagingnya juga kakak makan semua. Sisa kuahnya doang ini ka. Ibu gimana, kakak sih.” Ujar bungsu panik.

“Udah ngga apa-apa, sini kuahnya. Kuah dicampur nasi juga enak. Kalian beresin piring kalian yah.” Ujar Mirna seraya menyantap kuah sup dengan nasi sisa kedua anaknya.

“Baik bu!” Jawab serempak kedua anak Mirna.

Dari dalam bilik kamarnya Sari tersenyum sekaligus iba dengan nasib Mirna. Ternyata bukan hanya dirinya yang mengalami kesulitan ekonomi dimasa pandemi. Meskipun sari tidak memiliki uang berlebih untuk membantu Mirna. Namun usahanya tidak tumpul hanya sebatas uang.

Hanya butuh semangkuk sup daging. Sari dapat memberikan senyum serta kebahagiaan kepada Mirna dan kedua anaknya.

SUP DAGING SUP DAGING Reviewed by Dwi Noviyanti on September 29, 2021 Rating: 5

No comments:

Followers

Powered by Blogger.