Pramuniaga Minimarket - chapter 3

 


#3 Pramuniaga Minimarket

Dana terpaku di dalam gudang depan rak makanan dan minuman. Dia tidak menyangka bahwa pilihannya lima tahun lalu menjadi jalan pertemuan dengan Rita. Dana mengambil pilihan untuk resign dari pekerjaan di sebuah perusahaan yang cukup besar di kota kelahirannya. Paman Dana menawari bisnis retail yang bekerjasama dengan salah satu perusahaan waralaba terbesar di Indonesia. Dana belum pernah menjalani bisnis apapun karena sebelumnya dia hanya seorang pegawai di tempatnya bekerja dahulu.

Atas kepiawaian pamannya menyajikan informasi terkait bisnis retail. Dana tertarik dan merasa tertantang untuk berinvestasi bisnis tersebut. Bisnis retail yang di kelola Dana adalah bentuk investasi frenchise convience store. Biasa di sebut dengan toko klontong atau yang lebih dikenal dengan sebutan minimarket. Minimarket yang dikelola Dana termasuk tipe 35. Tipe minimarket yang memuat rak sebanyak 35 rak dan hanya memuat produk kebutuhan pokok kurang lebih 3.800 produk.

Bisnis investasi frenchise sangat cocok bagi pemula seperti Dana. Dimana sebuah perusahaan (franchisor) memberi hak pada pihak independen (franchise) untuk menjual produk dengan peraturan yang telah ditetapkan. Segala bentuk sistem operasional, pelatihan kepegawaian, pemasok produk, merk dagang, riset pasar dan lainnya sudah dipersiapkan oleh tim ahli franchisor. Sehingga pihak franchise hanya perlu memonitor aktivitas minimarket. Hanya butuh satu orang yang bertanggungjawab membawahi karyawan dalam minimarket.

Tidak seperti franchise lainnya yang meminta bantuan orang untuk mengurusi semua  aktivitas minimarket. Dana memilih terjun langsung mengelola aktivitas harian di dalam minimarket. Berbaur dengan ketiga pramuniaga lainnya. Sebutan pramuniaga menjadi nama panggilan yang di sematkan kepadanya dibanding pemilik minimarket. Dana tidak merasa keberatan sama sekali atas panggilan tersebut. Dana benar-benar banyak belajar tentang dunia bisnis retail di saat dirinya menjadi seorang pramuniaga. Mengerti akan setiap aspek aktivitas yang mempengaruhi kemajuan atau kemunduran minimarket yang dikelolanya.

Alasan lain Dana terjun kedunia bisnis di kota besar ini adalah Rita. Dana mendengar kabar angin  bahwa Rita ada di kota besar ini. Lima tahun sudah Dana mengelola minimarket dan berusaha mencari Rita. Benar apa yang banyak orang katakan usaha tidak akan mengkhianati    hasil. Akhirnya Dana bertemu Rita di dalam bisnis yang di tekuni Dana dengan segenap hatinya. Ternyata Tuhan masih berpihak kepadanya. Dana harus mendapatkan maaf atas kesalahannya dahulu kepada Rita. Tekadnya begitu bulat.

**

 

Malam ini adalah waktunya kegiatan stock opname. Kegiatan penghitungan fisik persediaan produk dengan data dari sistem kantor pusat. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui tentang kebenaran dan keakuratan catatan pembukuan minimarket. Stock opname merupakan kegiatan penting yang dilakukan karena salah satu fungsi dari pengendalian internal.

Stock opname  atau yang biasa di sebut SO oleh kalangan pramuniaga atau kasir dilakukan setiap empat bulan sekali di akhir bulan. Kegiatan stock opname akan dilakukan pada malam hari setelah toko tutup. Malam ini toko akan tutup lebih awal karena akan melakukan SO. Seluruh pramuniaga minimarket melakukan persiapan untuk kegiatan rutin minimarket. Dito yang merupakan pramuniaga senior sedang melakukan cetak formulir yang berisi daftar seluruh nama produk. Wahyu dengan sigap memasukkan seluruh produk yang di display di area teras minimarket. Mematikan lampu sign board (papan nama minimarket) dan menutup rolling door.

Asep sedang melakukan clerc (clean transaction) proses penutupan kasir. Hari ini Asep tidak hanya bertugas menjadi pramuniaga namun merangkap menjadi kasir. Menghitung uang atas penjualan hari ini. Baik berupa uang tunai maupun uang elektronik. Transaksi menggunakan kartu debit, kartu kredit ataupun menggunakan voucher, semuanya harus di rekapitulasi. Dihitung secara teliti dan memisahkan uang modal. Uang modal diberikan kepada setiap kasir diawal sebelum program  kasir dijalankan. Biasanya dalam bentuk nominal kecil dengan nilai yang telah ditentukan. Setelah hasil rekapitulasi selesai, Asep siap melakukan setoran kepada Dana.

Dana sudah mulai sibuk, mengetik tuts keyboard komputer dengan jarinya. Matanya menatap fokus layar komputer. Ketika Asep menyerahkan uang hasil rekapitulasi penghasilan dan modal. Dana menerimanya dan menghitung kembali uang tunai yang diserahkan oleh Asep. Setelah itu Dana kembali berkutat dengan perangkat komputer dan sistem yang terhubung kejaringan retail utama perusahaan.

Sebelum memproses hasil clerc, Dana harus tersambung sistem secara online agar penjualan hari ini otomatis mengurangi stock pusat. Kemudian Dana menginput hasil rekapitulasi kasir. Setelah itu akan terlihat hasil rekapitulasi yang diperoleh Asep dan rekapitulasi dari sistem. Kedua rekapitulasi tersebut harus bernilai sama. Apabila rekapitulasi kasir nilainya kurang dari sistem, maka yang bertugas menjadi kasir harus bertanggungjawab menyelaraskan nilai dari sistem. Namun tidak sama halnya ketika nilai kasir lebih besar daripada sistem. Sistem tidak akan menyelaraskan nilai kasir. Hal tersebut menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan untuk ketiga pramuniaga minimarket jika di tugaskan menjadi kasir.

Sebenarnya ketiga pramuniaga merasa heran dan aneh. Mengapa tidak ada kasir di minimarket ini. Padahal ciri khas sebuah minimarket adalah kehadiran kasir wanita yang berdiri di balik meja kasir dan melakukan tugas kasir sepenuhnya. Ketika salah satu dari pramuniaga menyampaikan keanehan tersebut. Dana hanya menjelaskan, dia akan menghadirkan seorang kasir wanita. Namun dengan syarat uang tambahan yang diberikan Dana untuk setiap pramuniaga akan dihapus. Ketika penjelasan itu terlontar, ketiga pramuniaga menolak secara serempak dan berkata ‘siap bertugas menjadi kasir’. Seakan tidak rela uang tambahan di hapus oleh atasan mereka. Satu-satunya atasan minimarket yang membuat kebijakan out of the box di dunia convience store.

Uang tambahan untuk ketiga pramuniaga adalah bentuk kompensasi atas tambahan tanggungjawab. Dana sadar bahwa tanggungjawab seorang kasir begitu besar. Oleh karena itu Dana memprakarsai uang tambahan, khusus untuk ketiga pramuniaga di minimarketnya. Di luar gaji yang di terima oleh pramuniaga dari kantor pusat. Uang tambahan tersebut diberikan setiap pertengahan bulan berjalan. Nilainya disesuaikan dengan jumlah hari ketika mereka bertugas menjadi kasir. Perhitungan uang tambahan hanya Dana yang tahu perinciannya. Selama lima tahun Dana mengelola minimarket. Pramuniaga tidak ada yang mengeluh mengenai nilai uang tambahan yang mereka terima.

**

 

“Masdan..!” Teriak Dito dari meja kasir.

“Dit kenapa atuh pakai teriak segala. Aa di gudang atas, lagi hitung barang di sana.” Jawab Asep yang kebisingan mendengar teriakan Dito.

“Itu Sep, susu formula kaleng yang itu ngga ada satu. Wah gila kalau susu yang hilang. Minus berapa kita. Gue mau tanya Masdan, siapa tahu dia pernah jual atau tahu dimana barangnya.” Ujar Dito panik.

“Eh Dit, maksudnya susu kaleng besar yang warna gold itu? Kayanya kemarin waktu saya terima barang, kalengnya penyok. Tapi si bos lupa main masukin saja fakturnya ke sistem. Mungkin barangnya ada di gudang, di rak returan.” Jelas Wahyu.

Dito bergegas kearah gudang. Mencari susu kaleng yang hilang. Ketika hendak melangkah ke rak returan. Dito melihat atasannya sedang melamun di depan rak makanan dan minuman di dalam gudang.

“Oi.. Mas! Bengong saja. Kesambet lu mas.” Dito mengagetkan.

“Apaan sih Dit, kamu ganggu saja. Lagi asik ngelamun juga.” Ujar Dana.

“Dih lagi ngelamunin apaan sih. Serius begitu, gue masuk sampai ngga dengar. Lagi ngelamun jorok yah mas, hehehe.” Canda Dito.

“Apaan sih kamu. Ngaco ngomongnya. Saya tuh lagi kepikiran sama cewe yang waktu itu bawa anak laki-laki Dit.” Jelas Dana.

“Oh.. cewe yang buat lu nangis mas. Iyah, iyah gue ingat, lu aneh banget waktu  itu nangis di toko. Tapi si mbanya emang cakep sih.” Ujar Dito.

“Cakepkan, mantan saya itu Dit.” Jelas Dana.

“Wah! Jangan macam-macam mas. Ingat lu katanya mau nikahin Desi. Mantan yah mantan. Dia kisah masa lalu. Lagian dia juga sudah berkeluarga. Jangan ngerecokin hidupnya mas. Lu juga udah ada rencana mau nikah. Jangan cari masalah.” Nasihat Dito panjang lebar.

“Apaan sih Dit. Kamu terlalu jauh mikirnya. Oh iyah, kenapa kamu ke gudang. Saya kan suruh kamu ngitung area kasir.” Ujar Dana mengalihkan.

“Ini mas. Susu formula kaleng besar hilang satu. Ngga ada barangnya. Di display hanya ada satu. Tapi di sini ada dua.” Jawab Dito sembari menunjukkan kertas stock opname di tangannya.

“Oh iyah, saya lupa Dit. Waktu saya terima barang sama Wahyu. Saya hanya lihat sepintas, jumlah barang sesuai faktur. Langsung saya masukin ke stock sistem. Eh pas mau di display ternyata kalengnya penyok. Saya suruh Wahyu taruh di rak returan. Tapi lupa ngga langsung saya proses returannya.”  Jelas Dana.

“Oh pantas. Lu masih lama mas di gudang? Kalau sudah selesai bantuin gue ngitung stock freezer.” Pinta Dito.

**

 

Malam berganti pagi. Setelah melakukan stock opname, minimarket tetap buka dengan jam operasional seperti biasanya yaitu mulai pukul 07.00 wib dan tutup pukul 23.00 wib. Pagi ini yang bertugas shift pagi adalah Asep dan Dito. Asep sudah membuka minimarket dan sedang menyusun produk yang berserakan di bawah rak. Menyusun produk ke dalam rak sesuai planogram. Planogram adalah sebuah diagram visual berupa daftar susunan detail dan jumlah produk yang harus ditempatkan ke dalam rak. Daftar susunan tersebut sudah baku tidak dapat di rubah sesuai masa berlakunya. Planogram dibuat oleh kantor pusat dan dapat di cetak melalui sistem.   

Seorang wanita masuk membawa bungkusan berupa nasi. Asep yang mengira wanita itu adalah pembeli, bergegas menghampiri meja kasir untuk melayani. Meninggalkan produk yang sedang disusun ke dalam rak. 

Oh ternyata teh Desi. Asep kira pembeli.Tegur Asep.

Iyah Sep, maaf yah saya main nyelonong aja. Mas Dananya ada Sep?Tanya Desi.

Ada teh, Aa ada didalam mes.Jawab Asep.

Desi segera beranjak ke dalam minimarket yang cukup berantakan. Bermacam produk berhamburan di bawah rak, sisa kegiatan stock opname masih nampak jelas. Desi menuju ke ruangan mes yang disebut Asep. Ruangan dengan ukuran kurang lebih 3 x 4 meter persegi yang berada di samping gudang kardus. Ruangan tersebut merupakan satu-satunya tempat melepas lelah seluruh pramuniaga setelah seharian berkutat di dalam minimarket. Di dalam mes tersedia sebuah dispenser, pananak nasi, teko listrik, kipas angin, lemari plastik, kasur busa tipis, televisi plasma dan game consol yang menjadi primadona mes minimarket.

Kerap kali pramuniaga dari minimarket lainnya datang ke mes hanya untuk bermain game consol tersebut. Meskipun banyak betebaran game online melalui telepon genggam. Entah kenapa game consol itu menjadi daya tarik tersendiri bagi pramuniaga. Dana tidak melarang ketika mereka bermain game tersebut. Dana sadar bahwa hiburan menjadi sebuah pelepas penat di tengah kesibukan yang di jalani setiap hari. Melebur rasa bosan dan meningkatkan semangat bekerja bagi pramuniaganya.

Wah..! siapa ini yang datang. Pagi-pagi kedatangan bidadari.Celoteh Dito ketika berpapasan dengan Desi diluar pintu mes.

Mpret, bisa aja kamu Dit. Mas Dananya ada?Tanya Desi.

Tadi waktu gue mandi dia masih di mes. Tapi ngga lama dia pindah ke atas. Lanjut tidur di atas kayanya. Kasian dia baru tidur, dari tadi nginput stock ke sistem. Jadinya gue yang gantiin jaga pagi. Jelas Dito.

Oh gitu. Yaudah deh, ini ada nasi untuk kalian berempat. Aku balik dulu yah, siap-siap berangkat kerja juga soalnya. Titip salam untuk mas Dana aja Dit. Bilangin, nasinya jangan lupa di makan.Ujar Desi sembari pamit.

Siap laksanakan! Lu hati-hati di jalan Des. Jangan nginjek semut. heheCanda Dito.

Desi adalah kekasih Dana yang tempat tinggalnya tidak jauh dari minimarket. Sehingga Desi kerap kali berkunjung untuk memberikan makanan atau hanya sekedar melihat kekasihnya yang sedang bekerja. Desi pun bekerja di dunia retail menjadi seorang SPG (Sales Promotion Girl) di sebuah hypermarket yang jaraknya masih terjangkau dari tempat tinggalnya.

**

 

Dana terbangun dari ruangannya yang berada di lantai tiga minimarket. Hari sudah siang, jam di telepon genggamnya menunjukkan angka 01.10 pm. Perutnya keroncongan. Cacing di dalam perutnya menagih meminta jatah asupan. Dana bangkit dari tempat tidurnya dan turun ke mes, hendak membuat apa saja untuk mengganjal perutnya yang lapar.

Eh pak. Ini ada nasi dari mba Desi. Katanya tadi pagi dia kesini bawa nasi untuk kita semua.Ujar Wahyu yang baru saja selesai makan.

Oh iyah Yu makasih, ko dia ngga bangunin saya? Tanya Dana.

Mungkin mba Desi ngga mau ganggu tidurnya pak bos. Dia kan tahu semalam kita habis SO.Ujar Wahyu.

Oh iyah kali yah. Eh kamu itu lagi masak air yah. Saya minta segelas dong untuk seduh teh.Ujar Dana.

Siap bos, saya ambilkan gelas sekalian teh sama gulanya. Kata Wahyu.

Ga usah yu, biar saya saja.Cegah Dana.

Santai pak, ini saya sekalian mau buang bungkus nasi soalnya.Jelas Wahyu.

Terima kasih yah yu.Ujar Dana sembari membuka bungkusan nasi dan menyantapnya dengan lahap.

Setelah makan dan mandi. Dana bergegas menuju ke ruangannya. Untuk menuju keruangannya Dana melewati ruangan dilantai dua minimarket. Ruangan yang difungsikan sebagai gudang utama. Ruangan yang berisi berbagai produk yang tidak terdisplay dalam rak minimarket. Selain berisi berbagai jenis produk, dalam ruangan itu terdapat sebuah brankas tempat penyimpanan uang tunai dan barang berharga minimarket.  

Yang dimaksud ruangan Dana adalah kamar yang hanya berukuran 2 x 3 meter persegi. Dana menciptakan ruanganya sendiri diatas rooftop. Berbeda dengan ruangan mes di bawah yang dipenuhi dengan barang-barang milik ketiga pramuniaganya. Ruangan Dana lebih rapi karena tidak begitu banyak barang di dalamnya.  Sepintas hanya terlihat sebuah lemari, kasur busa sepaket bantal dan guling, dispenser serta meja kecil di samping kasur. Yang menjadikan ruangan tersebut istimewa adalah alat penyejuk ruangan yang digunakan Dana menggantikan kipas angin. Ruangan Dana terlihat sangat privacy. Diantara ketiga pramuniaganya hanya Dito yang berani masuk dan bahkan beberapa kali menumpang tidur. Dana sebenarnya tidak ingin membuat ruangan tersebut begitu privacy hanya saja pramuniaga lainnya merasa segan untuk berkunjung ke ruangan atas tanpa didampingi Dana atau Dito.

Dito menjadi satu-satunya pramuniaga senior karena kehadirannya sudah ada sebelum minimarket di kelola oleh Dana. Sehingga dari Ditolah Dana mengetahui seluk beluk minimarket yang dikelolanya. Hanya terpaut usia empat tahun dengan Dana membuat Dito jadi lebih mudah mengakrabkan diri dengan atasan barunya itu. Kepribadian Dito yang extrovert membuat suasana menjadi ramai disetiap kehadirannya. Selain kepribadian yang menyenangkan, Dito juga memiliki rasa tanggungjawab, disiplin dan selalu berinisiatif ketika rekannya mengalami kesulitan. Sifat seperti itu yang membuat Dito disenangi oleh semua penghuni minimarket termasuk Desi meskipun bahasa Dito terdengar sedikit kasar.   

**

 

Setelah aktivitas harian yang sudah selesai dilakukan. Dana hendak beranjak ke ruangannya membiarkan keseruan Wahyu bermain game consol sendiri. Namun ketika ingin menaiki tangga, dia teringat ingin menanyakan nomor Rita. Siapa kiranya yang melayani Rita ketika membeli pulsa kuota. Tiba-tiba Asep melintas di hadapannya yang baru selesai mandi.

Sep, kamu tahu ngga nomor telepon cewe yang waktu itu beli pulsa.Tanya Dana.

Nomor telepon cewe yang mana A. Yang beli pulsa banyak. Yang beli cewe juga banyak atuh A. Asep bingung.

Itu loh Sep, cewe yang bawa anak laki-laki. Pas selesai bayar. Eh ngga lama dia beli pulsa kuota. Jelas Dana.

Aduh A, customer cewe yang bawa anak terus beli pulsa banyak A. Asep jadi lieur.Asep bingung dan meninggalkan Dana.

Dana  mengurungkan langkahnya ke atas dan bergegas berjalan menuju meja kasir. Dia mengambil buku tulis yang berisi nomor telepon pelanggan yang membeli pulsa. Sebenarnya tidak diperbolehkan menyimpan catatan nomor telepon pelanggan. Hanya saja buku itu dibutuhkan karena kerap kali saat ada yang transaksi pembelian pulsa, sistem tiba-tiba error. Selang berapa jam kemudian pelanggan yang mengisi pulsa complaint, pulsanya tidak masuk. Dengan adanya buku catatan itu pramuniaga bisa mengecek kembali nomor pembelian pulsa. Namun tidak jarang pelanggan memberikan ijin nomornya disimpan oleh pramuniaga untuk melanjutkan percakapan secara pribadi. Baik untuk kebutuhan pemasaran produk minimarket ataupun kebutuhan pribadi pramuniaga. Seperti yang dilakukan Dana, yang ingin mencari nomor Rita.

Eh, Masdan. Lagi nyari apa disitu? Tanya Dito yang sedang memasukkan motor ke dalam minimarket setelah membeli nasi goreng untuk hidangan makan malam penghuni minimarket.

Baru sampai Dit. Saya lagi cari nomor telepon cewe itu. Cewe yang kamu bilang cakep. Ujar Dana.

Oh mantan lu itu mas. Ingat Dito.

Kamu pakai perjelas segala. Iyah dia, waktu itu kan dia beli pulsa. Kamu tahu ngga nomornya yang mana?Tanya Dana sembari menunjukkan catatan telepon yang berbaris rapi.

Waktu itu bukan gue yang ngelayanin sih mas. Kayanya Wahyu deh yang ngelayanin. Yu..! lu dicariin Masdan tuh! Tiba-tiba Dito teriak.

Kamu apaan sih Dit, kebiasaan banget suka teriak-teriak. Sergah Dana.

Iyah pak! Kenapa dah! Lagi nanggung nih. Nanti saya ke depan! Jawab Wahyu dengan teriak, tidak rela permainannya kalah dengan mendatangi Dana saat itu.

Ga usah Yu, nanti saya saja yang ke situ. Jawab Dana lantang.

Dana dan Wahyu tengah menyantap nasi goreng yang tadi dibelikan oleh Dito. Sedangkan Asep dan Dito, mulai asik adu tendangan mencetak gol di game consol yang mereka mainkan bersama. Ditengah makannya, Dana menunjukkan buku telepon kepada Wahyu.

Yu, kamu tahu ngga nomor telepon cewe yang beli pulsa yang bawa anak laki-laki? Tanya Dana.

Yang mana yah pak, yang beli pulsa cewe dan bawa anak laki-laki kan banyak. Jawab Wahyu bingung.

Itu loh Yu, yang anaknya lu becandain. Terus emaknya nanya soal chiki rasa rumput laut.Jelas Dito sembari memencet tombol pause pada stick game.

Oh.. itu mah Asep tahu A. Asep yang ngelayanin. Jawab Asep yang ikut nimbrung karena permainannya di hentikan oleh Dito.

Tadi bilangnya ngga tahu!Cecar Dana.

Aa nanyanya cewe bawa anak laki-laki, beli pulsa. Itu mah banyak A. Tapi kalau yang cewe nanya soal chiki rasa rumput laut, Asep baru ngerti. Sanggah Asep.

Jadi nomornya yang mana Sep?Tanya Dana sembari menunjukkan halaman buku yang terbuka.

Nah eta A, yang tulisannya pakai tinta biru. Ada tambahan angka dua keselip di depannya.Jelas Asep.

Benar Sep, yang ini nomornya. Jangan sampai salah nomor kamu. Dana menegaskan.

Benar atuh A, Asep inget banget. Si tetehnya keliatan habis nangis gitu. Seperti linglung sampai kurang nulis angka. Harusnya angka duanya ada dua, dia malah nulis satu. Makannya pulsanya ngga masuk-masuk. Pas di cek lagi, ternyata dia kurang nulis angka duanya. Jelas Asep.

**

 

Waktu senggang Dana hanya dihabiskan di dalam ruangannya. Kolaborasi antara penyejuk ruangan, kasur empuk, bantal, guling dan telepon genggam selalu bisa membuatnya nyaman. Namun akhir-akhir ini kenyamanan itu tidak dirasakan oleh Dana ketika berada dalam ruangan. Pikirannya penuh dengan Rita. Nomor Rita sudah tersimpan di dalam telepon genggam milik Dana. Namun sudah hampir satu bulan nomor itu hanya berani ditatapnya. Tekadnya untuk meminta maaf seperti terkikis oleh gelombang kebingungan setiap kali hendak menekan layar call.

Acapkali Dana bergumul dengan hatinya sendiri dan berdialog Aku harus bicara apa yah kalau tersambung dengan Rita? Respon Rita gimana? Apa jangan-jangan ngga akan diangkat teleponnya? Atau malah langsung dimatikan kalau aku yang telepon. Waktu ketemu saja dia ngga kenal sama aku. Aku sebutkan nama dia malah bengong dan menangis. Rita, apa aku sejahat itu sama kamu? Guling selalu menjadi tumpuan untuk membenturkan kepalanya yang tidak sakit. Hanya rasa bersalah yang hinggap ketika mengingat akhir hubungannya dengan Rita.

Terngiang kembali ucapan Rita ketika bertemu dengan Dana di minimarket tempo lalu. ... Terlalu banyak yang kamu tidak tahu tentang aku setelah kamu pergi meninggalkan aku.. Ucapan Rita membuat Dana menjadi sering melamun, memikirkan setiap kemungkinan atas apa yang pernah diperbuatnya dahulu. Apa yang sebenarnya terjadi padamu Rita? Andai saja aku tidak putus denganmu, apa kita akan bahagia Rit? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu berakhir dalam pikiran dan lamunan Dana yang tak berujung.

Tok tok tok.Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Dana. Membuatnya terkejut lalu bangkit dan bergegas ke arah pintu dan membukanya.

Hai mas. Sapa Desi.

Hai Des, ko ngga ngabarin aku dulu kalau mau kesini.Tanya Dana setengah kaget.

Mas lupa yah, kalau kemarin janji sama aku.Rajuk Desi.

Janji apa yah Des?Tanya Dana bingung.

Desi tidak menjawab, dia segera masuk ke dalam ruangan menghindari sengatan matahari yang tertuju langsung ke kulitnya. Keringat sudah mulai membasahi dahi yang terlihat dari sela poninya yang terbuka.

Duh, panas banget.Ujar Desi setelah mengambil posisi duduk di samping kasur.

Aku ambilkan minum yah.Kata Dana sembari beranjak kearah dispenser yang tercolok listrik. Dia menekan tombol yang bertuliskan cooldan menadahkannya ke dalam gelas keramik yang berlogo merk salah satu kopi eceran.

Terima kasih yah mas.Ujar Desi setelah menerima gelas dari Dana dan meminumnya hingga tandas.

Eh kamu haus! Sini aku tuangkan lagi.Ujar Dana.

Ga usah mas, udah cukup. Makasih yah.Jawab Desi.

Jadi.. aku janji apaan yah Des. Aku beneran lupa. Tanya Dana.

Ih, mas gimana sih. Kan kemarin janji mau anter aku beli kado untuk pernikahan teman aku. Kan hari ini aku libur dan mas masuk pagi. Tapi udah jam segini aku tunggu di kontrakan, mas ngga datang-datang. Sungut Desi.

Ya Tuhan. Aku lupa Des. Maaf yah. Lagian kamu kenapa ngga telepon atau chat aku sih.Ujar Dana.

Mas tuh ngga pernah lupa kalau udah janji. Ngapain aku telepon. Mending aku langsung ke sini aja. Takut mas sakit atau kenapa-kenapa Rajuk Desi.

Aku ngga kenapa-kenapa ko. Kasian kamu sampai panas-panasan begini.Ujar Dana sembari menyeka keringat di dahi Desi.

Iyah nih, make up aku jadi luntur kan.Canda Desi.

Maaf yah. Dana meminta maaf sembari mengusap rambut Desi.

Iyah mas. Yaudah sana mas ganti baju. Masa mau pergi pakai baju seragam gitu.Pinta Desi.

Yaudah kamu tunggu disini. Aku mandi dulu.Dana pamit dan mengambil baju ganti dari lemarinya.

**

 

Kamar Dana terlihat berantakan. Barang-barang berserakan, tidak pada posisinya. Naluri Desi sabagai wanita menuntun tubuhnya untuk merapihkan ruangan kamar milik Dana. Lembar laporan bisnis retail berserakan di pojok ruangan bersama laptop dan meja lipat. Cangkir sisa kopi mengering di sudut tembok. Seprai, bantal dan guling sudah tak karuan bentuknya, sisa jejak tubuh yang terlalu banyak bergerak di atasnya. Baju seragam pramuniaga yang baru ditanggalkan Dana tergeletak begitu saja di pinggiran kasur. Kabel charger dan ear phone terurai bebas di bawah soket listrik.

Ketika hendak membetulkan posisi seprai, bantal dan guling. Desi menemukan telepon genggam Dana di sela-sela guling dalam keadaan tertelungkup. Desi membenahi letak seprai dan guling kemudian mengambil telepon genggam tersebut untuk diletakkan diatas meja samping kasur. Ketika telepon genggam diarahkan ke posisi layar. Cahayanya mengagetkan mata Desi yang terkena bias layar. Tanpa disengaja matanya menangkap nomor telepon dan huruf yang terangkai menjadi kata Rita’.


*** Bersambung***



Pramuniaga Minimarket - chapter 3 Pramuniaga Minimarket - chapter 3 Reviewed by Dwi Noviyanti on September 06, 2021 Rating: 5

No comments:

Followers

Powered by Blogger.