1. Alasan Agama : Menolak permintaan suami untuk berhubungan intim adalah sebuah dosa (itu yg ditanamkan kepada aku waktu itu dengan dalih agama). Yang pada akhirnya, aku merasa berdosa dan mencoba memaksa diri untuk melayani dengan keadaan terpaksa. Akupun dulu pernah menjadi istri yang sangat sangat naif dan bisa dibilang hopeless sih karena sampe menerima poligami yang jauh dari syariat islam demi memuaskan suami untuk memenuhi kebutuhan seksualitasnya. Selain itu dalam agama islam poligami diperbolehkan, sehingga aku bilang ke diri aku sendiri "Yaudahlah toh agama ngga ngelarang, daripada dia berbuat zina".
NOTE : PLEASE LADIES JANGAN DITIRU !! JANGAN JADI PEREMPUAN NAIF SEPERTI AKU DULU !!! POLIGAMI ITU ADA SYARAT, HUKUM DAN ATURAN YANG SUDAH JELAS BAIK DALAM HUKUM NEGARA MAUPUN AGAMA. JANGAN MAU DI MADU JIKA DILUAR SYARIAT ISLAM !!
2. Menjaga Kehormatan Keluarga : Rata-rata perempuan paling jago untuk menjaga kehormatan nama baik keluarganya. Selalu mikir kalo apa yng kita bicarakan di khalayak ramai akan menjadi buah bibir seantero jagat maya. Apalagi tentang kekerasan yang dialami. Sehingga rasa takut selalu menyelimuti dan akhirnya berusaha untuk menyembunyikan apa yang sebenernya terjadi.. Akupun dulu seperti itu sampai aku bermunajat berbulan-bulan minta untuk dikuatkan atas apa yang aku hadapi. Dan alhamdulillah Allah subhanahuta'ala nuntun aku untuk melakukan apa yang semestinya aku lakukan dari dulu.
Itu dua alasan dari aku pribadi kenapa istri jarang speak up apabila menerima kekerasan verbal dan seksual dalam berumah tangga.. Mungkin banyak alasan lainnya dari perempuan lain yang senasib.
Menurutku salah satu penyebab angka perceraian di Indonesia atau bahkan di dunia tinggi/tidak turun angka presentasenya setiap tahun adalah bisa jadi karena kaum perempuan mengalami kekerasan verbal dan seksual bertahun tahun tanpa bisa bicara dengan orang lain, berakhir dipendam sendiri hingga akhirnya batin dan fisik tidak sanggup lagi untuk menerima. Perempuan yang tahan banting akan melakukan gugatan cerai namun bagi perempuan yang tidak kuat/lemah akan menyerah dalam kehidupannya (pasrah berujung putus asa). Dan yang membuat aku sedih tidak sedikit dari perempuan yang menghembuskan nafasnya atas kekerasan verbal yang mereka terima dalam rumah tangga mereka :(
Mengulik link yang aku sematkan dalam postingan aku ini. Banyak kasus dimana yang sebenarnya menjadi korban adalah istri yang notabene selalu berusaha untuk menjadi istri yang berbakti kepada suami sampai mengorbankan nyawa sekalipun.
No comments: