Dulu sekitar
3 tahun lalu (awal pernikahan), saat memasuki bulan Ramadhan. Aku mampir ke
sebuah Departement Store di sekitar rumahku setelah pulang kerja. Kebetulan
saat itu aku sudah mendapatkan THR dan ingin membelikan suami dan orang-orang
yang aku sayang bingkisan lebaran.
Ketika
sedang berkeliling melihat-lihat, tibalah aku di tempat baju hamil. Tanpa
berpikir panjang akupun melihat lihat dan mengkhayal sendiri betapa cantiknya
aku memakai baju-baju itu disertai dengan perut yang membuncit. Bibirpun tanpa
perintah ikut tersenyum dalam khayalanku saat itu.
Berhubung
saat itu beberapa minggu lagi lebaran, banjir diskon hampir disemua barang
apapun, termasuk baju hamil. Ada satu model baju hamil yang begitu cerah
motifnya dipadu padan dengan warna yang fresh. Dan akhirnya aku memutuskan
untuk membeli baju hamil itu meskipun saat itu aku belum hamil atau mengalami
tanda tanda hamil sama sekali.
Tak ada yang
pernah tau aku membeli baju hamil itu termasuk suamiku sendiri. Aku mencobanya
disaat suami belum ada dirumah dan selanjutnya baju itu aku simpan hingga nanti
akhirnya aku pakai disaat aku benar-benar hamil.
Sebulan, 2
bulan dan sampai akhirnya 2 tahun berlalu aku tak kunjung mengalami kehamilan.
Berbeda dengan rat-rata temanku yang langsung hamil tanpa jeda setelah menikah
dan atau hanya kosong beberapa bulan saja. Aku kecewa dan iri dengan mereka,
namun aku hanya dapat memendamnya dalam hati dan hanya suamiku yang menjadi
tempat sampahku disaat tamu bulanan kerap hadir disetiap bulannya. DIsaat
suamiku lelah dengan berbagai tingkah lakuku saat ‘syndrome pregnancy’ yang hadir disaat sebelum menstruasi, aku
hanya dapat menangis dalam diam, menangis dalam bantal dan bahkan menangis
didalam toilet.
Seringkali
disaat aku membenahi lemari pakaian, aku kembali melihat baju hamil itu. Aku
hanya menatapnya, diam dan entah apa yang aku pikirkan (rasanya seperti
kosong). Dan terkadang aku berpikir untuk memberikan baju hamil itu untuk
temanku yang sedang hamil, toh baju itu masih baru belum pernah aku pakai
meskipun labelnya sudah aku copot. Tapi disisi lain aku ingin tetap memakainya
disaat aku hamil nanti, aku sudah terlanjur sayang dengan baju hamil itu.
Hingga akhirnya baju itu kembali masuk dalam lemariku dan harapan masih tetap
ada untuk memakainya suatu saat nanti.
2 tahun
berlalu, ketika tespeck mengeluarkan tanda 2 garis aku begitu amat sangat
senang. Tapi herannya aku tidak kepikiran dengan baju hamil itu. Mungkin karena
saat itu perutku masih rata dan belum pas aku pakai (mungkin). Dan.. ternyata
saat itu Allah berkehendak lain. Calon janinku luruh diusianya memasuki 6
minggu 3 hari. Saat itu benar-benar saat terberat aku. Harapan dan semua
angan-angan untuk menikmati proses kehamilan serta persalinan luluh lantak
seketika. Aku terjatuh dalam jurang kesedihan, namun aku selalu yakin bahwa ini
semua adalah kehendak Allah dan yang terbaik untuk aku.
Setelah
keguguranku, waktu sudah hampir berjalan 1 tahun. Tapi kehamilan untukku belum
juga datang. Aku sudah terlanjur percaya dengan omongan teman-teman dan para
tetua yang menjengukku disaat pasca keguguran, kata mereka kalo abis keguguran
cepet hamil lagi. Akhirnya diriku yang menagih kalimat itu kepada diriku sendri
dan menjawabnya dengan tanda tanya besar KAPAN ?
Tanpa terasa
waktu semakin berlalu dan ramadhan kembali hadir menemani. Namun bedanya
Ramadhan kali ini suamiku tak menemaniku karena harus bertugas diluar kota
hingga lebaran nanti. Adikku akhirnya menikah dan selang beberapa bulan
istrinya hamil. Aku sudah mulai pasrah sudah tidak memfokuskan diri untuk iri
dan bahkan kecewa atas kebahagiaan
adikku serta teman-temanku yang hamil. Meskipun aku memang hanya wanita biasa
yang masih terjangkit penyakit hati, namun disaat perasaan iri itu menyeruak
aku lebih mendekatkan diri kepada Allah. Ditambah lagi saat itu bulan Ramadhan,
jadi aku hanya memfokuskan diri untuk mendekatkan diri ke Allah. Aku
benar-benar berusaha untuk menyembuhkan penyakit hati dengan berbagai ibadah
wajib dan tambahan.
Hingga suatu
hari diminggu minggu akhir Ramadhan, aku mendapatkan pesan berantai dari teman
lamaku. Bahwa dia dan temannya akan mengadakan acara bakti sosial membagikan
pakaian layak pakai dan atau donasi berupa uang atau bahan makanan. Tanpa
berpikir panjang aku membalas pesannya
dan menanyakan untuk memberikan pakaian layak pakai, prosedurnya bagaimana. Dan
setelah sepakat dengan temanku bahwa akan
ada orang yang akan mengambil sumbangan berupa pakaian layak pakai dirumahku.
Akupun bergegas membongkar lemari pakaian, memilah dan memilih pakaian yang
masih layak pakai. Ketika itu baju hamil kesayanganku sepertinya mengintip
disela-sela lipatan pakaianku yang belum terjamah oleh tanganku. Tanpa berpikir
panjang, aku meraihnya dan mengeluarkan baju hamil itu. Aku membuka lipatannya,
merentangkan tanganku sehingga baju hamil itu terpampang cantik dihadapanku.
Disaat itu aku bisa tersenyum dan bergumam
“hhmm.. mungkin
sepertinya kita belum berjodoh sehingga sampai saat ini kamu belum bisa aku pakai”
“Mungkin
saatnya kamu dipakai oleh saudariku disana yang lebih membutuhkan kamu”
“Kalaupun
yang memakaimu bukan saudari yang sedang hamil, tapi kamu akan sangat berguna
dan bermanfaat untuk mereka”
“Maafkan aku
yang sudah mengurungmu didalam lemariku hingga 3 tahun lamanya”
Dan akhirnya
baju hamil itu pindah dari lemariku bersama dengan pakaian-pakaian layak pakai
lainnya yang akan didistribusikan kepada saudara dan saudari yang membutuhkan.
Entah mengapa perasaanku begitu ringan melepaskan baju hami kesayanganku yang
tak pernah aku pakai itu. Ada rasa bahagia ketika berpikir bahwa apa yang kita
beri akan bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.
Waktupun
berlalu, setelah aku mulai beraktivitas seperti biasa setelah libur panjang
lebaran. Aku mulai mencoret coret kalender (coretan tanggal menstruasi disaat
liburan lebaran).Selang beberapa minggu berlalu aku merasakan ada sesuatu
didalam perutku rasanya seperti maagh yang kambuh dan merasakan samar samar
gejala kehamilan. Namun aku langsung menghapus pikiran hamil didalam otakku aku
tidak mau menjadi gila lagi dengan ‘syndrome
pregnancy” yang sudah sering aku alami. Hingga akhirnya ketika tanggalan
menunjuk dimana saatnya aku harus menstruasi tapi si tamu bulanan tidak datang
juga. Sudah ada secercah harapan, namun aku masih menepisnya untuk tidak baper,
nanti jika sudah telat 2 hari atau 3 hari baru tespeck. Dan ketika tespeck
dilakukan selang 2 hari telat hasilnya muncul 2 garis namun satu garisnya
terlihat begitu amat tipis(baru terlihat diruangan terbuka yang terpapar sinar
matahari). Entah kenapa sebelum tespeckpun aku begitu tenang tidak seperti
sebelum-sebelumnya, hatiku selalu berdetak lebih kencang disaat melakukan
tespeck.
Dalam hati
aku tetapkan bahwa aku hamil dan nanti akan aku periksakan kehamilan disaat
usia 8 minggu. Tapi dikarenakan saat itu aku mengalami flu dan tidak ingin
meminum obat karena takut hal buruk terjadi pada calon janinku akhirnya flu aku
bertambah berat yang membuat suamiku memutuskan untuk menemani aku berobat.
Bukannya berobat tapi aku malah periksa kehamilan dan hasilnya tidak begitu
mengecewakan hanya saja aku tidak begitu suka dengan ucapan dokter yang
menangani aku. Dari hasil usg (hasilnya usia calon janinku berusia 5 minggu 3
hari) si dokter bilang begini
“Ini
janinnya masih kecil banget dan kantong rahimnya juga masih samar samar”
“Dan ini
belum tentu hamil”
“Kamu
konsumsi vitamin ngga” aku hanya bilang “saya rutin minum asam folat”
“Oh yaudah,
kamu lanjutin minum asam folatnya ajah yah, dan 2 minggu lagi control lagi”
Haduhhh
siapa coba yang ngga langsung jleb denger omongan dokter kaya begitu. Apalagi
dia ngomong sama orang yang udah nunggu kehamilan selama 3 tahun. Jadi sedikit
kesal terhadap layanan asuransi pemerintah. Pelayanan secara prosedur sudah
lumayan baik, fasilitas sudah memadai hanya itu yang disesali beberapa kali
berobat di tempat asuransi pemerintah setiap kali itu juga dokternya tidak
menyenangkan dalam berucap.
Hingga saat
ini aku belum memeriksakan kehamilanku lagi meskipun sudah lewat dari 2 minggu.
Tapi sampai dengan saat ini menstruasi aku juga tidak datang dan saat dilakukan
tespeck hasilnya warna kedua garisnya pun sudah begitu jelas terlihat. Dan
tanda-tanda kehamilanpun sudah jelas terlihat meskipun aku menekan keinginan
ngidam dan mual tapi terkadang aku tidak bisa mencegahnya. Dan perutkupun kini
semakin sedikit membuncit. Insya Allah akhir bulan ini aku akan periksakan
kehamilan ini lagi dan semoga hasilnya memuaskan.
Aku berpikir
bahwa kehamilanku kali ini adalah bentuk takdir dari Allah SWT. Namun selain
itu, bisa jadi si baju hamil kesayanganku itu turut mendoakanku juga. Ini salah
satu bentuk keajaiban dari sebuah keikhlasan. Butuh waktu 3 tahun untuk aku
mengikhlaskan si baju hamil kesayanganku itu untuk orang lain. Dan ini yang aku terima,
sebuah anugerah yang tidak ternilai harganya yang datang tanpa diduga-duga. Aku
berharap semoga kehamilan ini dapat berlangsung hingga persalinan dan aku dapat
membesarkan anak-anak sesuai dengan tuntutan Allah SWT. Aamiin aamiin ya
robbalallaamiin.
-Dwi-
15 Agustus 2017
No comments: