Jakarta selalu identik dengan kemacetan.
"Kapan sih Jakarta tuh tanpa macet ?"
Kalimat pertanyaan yang mungkin susah untuk mendapatkan jawabannya.
Hmmm, daripada marah-marah dan pusing mikirin jalanan Jakarta, yuk baca ceritaku tentang Jakarta.
Sebagai warga penduduk yang sejak lahir dan dibesarkan di tanah Jakarta, aku punya cerita tentang Jakarta Utara, khususnya di daerah Kelurahan Kali Baru Kecamatan Cilincing, dimana biasanya kami anak-anak warga disekitar biasa menyebutnya JAKARTA UTARA PINGGIRAN. Sebutan itu hanya aku dan anak-anak seumuranku dulu yang menyebutnya pinggiran.
Hmmm, daripada marah-marah dan pusing mikirin jalanan Jakarta, yuk baca ceritaku tentang Jakarta.
Sebagai warga penduduk yang sejak lahir dan dibesarkan di tanah Jakarta, aku punya cerita tentang Jakarta Utara, khususnya di daerah Kelurahan Kali Baru Kecamatan Cilincing, dimana biasanya kami anak-anak warga disekitar biasa menyebutnya JAKARTA UTARA PINGGIRAN. Sebutan itu hanya aku dan anak-anak seumuranku dulu yang menyebutnya pinggiran.
Sebutan Jakarta Utara Pinggiran didapat karena pada saat itu kami tidak pernah menemukan wilayah tempat tinggal kami didalam peta. Hingga sampai dengan saat aku beranjak dewasa dan tempat kami tinggal sudah tercantum didalam peta. Sebutan Jakarta Utara Pinggiran itu masih melekat di Jakarta Utaraku -_-"
Jakarta yang dijadikan sebagai Ibu kota dan pusat dari segala aktivitas menjadikan Jakarta sebagai kota administrasi. Kota yang jadi perburuan orang-orang urban dari desa ke kota untuk mencari nafkah.
Begitu pula dengan Jakarta Utaraku, ditempatku begitu banyak orang-orang dari desa yang berharap datang ke kota untuk memperbaiki kehidupan didesanya. Tanpa disadari bahwa Jakarta adalah sebuah rimba yang ganas, dimana orang yang kuatlah yang akan bertahan. Hingga pada akhirnya orang-orang yang bertahan di Jakarta Utara berubah menjadi mesin demi menghasilkan uang sebagai sumber untuk kehidupan.
Tidak heran jika di Jakarta Utaraku begitu banyak wanita menjadi buruh pabrik yang bekerja melebihi batas dari standar ketentuan Depnaker. Tidak ada batasan status sebagai seorang istri ataupun lajang untuk bekerja menjadi buruh pabrik, mereka berusaha keras untuk menghidupi keluarganya yang sudah mereka bawa dari desa ke kota.
Tinggal di kontrakan seluas 3 meter dan lebar 4 meter dengan anggota keluarga sebanyak 3 orang atau tinggal bersama teman-teman kerja merupakan pemandangan yang sering aku lihat. Kebanyakan dari mereka hanya mengandalkan sebuah pertemanan yang terjalin dari mulut ke mulut untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. Tuntutan produksi menjadikan buruh pabrik sebagai alat yang menghasilkan barang untuk perindustrian global.
Kumuh, lusuh, dan padatnya Jakarta Utaraku tidak membuat kami merasa terkucilkan oleh mereka yang tinggal di tengah Kota Jakarta. Kami bangga dilahirkan dan dibesarkan dikota yang terpinggirkan ini.
Kami tahu Jakarta Utara Pinggiran ini merupakan kota kecil yang berpengaruh besar bagi akomodasi perindustrian DKI Jakarta dan kota disekitarnya. Disaat masa proses export dan import kami sudah terbiasa akan kemacetan yang disebabkan penumpukan container di pintu pelabuhan.
Kamipun sudah terbiasa dengan truk dan container-container besar yang berlalu lalang disekitar tempat tinggal kami. Truk dan container itu berseliweran sepanjang hari tanpa ada batas waktu demi memenuhi tuntutan global terhadap dunia industri. Bahkan bersebelahan dengan truk dan cointer dengan kecepatan tinggi disaat berkendara dijalan Jakarta Utara, bukanlah hal yang tabuh bagi kami melainkan sebuah rutinitas.
SELAMAT ULANG TAHUN DKI JAKARTA KE 487 TAHUN SEMOGA TERUS BERJAYA.
#YukKitaBenahiJakartaBersama #AkuBanggaJadiWargaJakarta
SELAMAT ULANG TAHUN DKI JAKARTA KE 487 TAHUN SEMOGA TERUS BERJAYA.
#YukKitaBenahiJakartaBersama #AkuBanggaJadiWargaJakarta
No comments: